Pesan Persatuan Dari Leuit

Konten dari Pengguna
13 Agustus 2017 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aming Soedrajat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat acara Fashion Show, temanku mengajak untuk datang ke Purwakarta. Tepatnya di Taman Pangsanggrahan Pajajaran. Karena memang di sana tempat acara berlangsung.
ADVERTISEMENT
Kebutulan saya datang kelokasi sebelum acara dimulai, maka saya sempatkan untuk melihat-lihat bagunan yang berbasiskan kearifan lokal disana.
Pandangan saya terpana pada sebuah leuit besar yang berada disana. Dalam beberapa saat fokus saya tidak bisa lepas dari leuit (tempat Penyimpanan Padi) tersebut.
Leuit tersebut berdiri kokoh diantara lima tiang Pondasi. Empat tiang di Pinggir satu tiang di tengah.
Kepalaku bertanya-tanya, kenapa tidak empat tiang atau dua tiang, bahkan tanpa tiang saja, kenapa harus lima tiang yang menyangganya?
Dalam kepalaku seakan menjawab dengan sendirinya pertanya-pertanyaan Tersebut. Tanpa ragu lagi, saya sangat yakin kalau 'Jawa Barat memang sangat Pancasilais,'
Kenapa bisa, lima tiang tersebut adalah lima sila yang terkandung dalam butir PANCASILA. Pengenalan Pancasilanya bukan hanya sekedar kata dan teks. Tapi dalam nilai-nilai kehidupan.
ADVERTISEMENT
Dedi Mulyadi bukan hanya seorang Bupati saja. Melainkan memang seorang ideolog sejati. Baginya Pancasila Bukan hanya sebatas gagasan, tapi sebuah kebijakan yang di tuangkan.
Sila ketiga dalam Pancasila tepat berada di tengah, isinya adalah 'Persatuan Indonesia' atau tentang persatuan.
Ketika kita berbicara tentang sebuah persatuan, negeri ini begitu luas. Keragaman, kemajemukan, merupakan jati diri bangsa ini.
Tetapi persatuan tersebut kembali dipertanyakan, padahal seharusnya jangan lagi mempertanyakan tentang sebuah persatuan di negeri ini. Karena persatuan tersebut telah final.
Kalau kita analogikan, leuit yang besar tersebut tidak akan kuat dan kokoh ketika empat tiang yang di gunakan. Jadi harus ada lima tiang agar leuit tersebut berdiri dalam keseimbangan yang kuat.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan negeri ini, negeri ini sangat besar dan luas. Maka harus ada tiang penyangga dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara pondasinya tiangnya adalah Pancasila.
Sedangkan tiang yang berada di tengah tersebut adalah tiang persatuan. Kalau tiang tersebut hilang, robohlah bangunan tersebut.
Begitu juga dengan negeri ini, kalau tiang persatuan itu hilang atau hancur, maka porak-porandalah negeri ini.
Dari leuit tersebut, saya menemukan tentang arti sebuah cinta tanah air dan persatuan dalam bentuk nyata.
Pancasila memang tidak tumbuh bagi mereka yang melupakan tradisi, Tetapi Pancasila akan tumbuh dan berkembang bagi mereka yang masih menjaga tradisi.