'Tidak Mudah Mencintai Indonesia'

Konten dari Pengguna
15 Agustus 2017 15:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aming Soedrajat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Agustus merupakan bulan yang sangat bersejarah dalam menentukan arah dan Perjalanan bangsa. Setelah Ratusan tahun lamanya Bangsa ini hidup dibawah telapak kaki Kolonialisme dan Imprealisme.
ADVERTISEMENT
Pemuda dengan semangat yang mendidih, menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Bangsa beserta Rakyatnya.
Bung Karno tidak mau gegabah dalam hal tersebut. Keselamatan dan keamanan juga menjadi pertimbangan yang dilakukannya.
Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta pada 17 Agustus 1945 memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa yang telah diperjuangkan.
Tegaplah sudah, cita-cita yang telah di perjuangkan. Ditulis dalam sejarah, Ibu Pertiwi menentukan Nasibnya di tangan anak-anaknya.
Seiring berjannya waktu, pasang-surut, jatuh-bangun dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, Negeri itu terus berjalan.
Soekarno, Suharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi memegang kepemimpinan tertinggi untuk membawa Bangsa dan rakyatnya untuk mencapai cita-cita kesejahteraan.
'Cinta adalah pengabdian'. Merawat, menjaga merupakan cara untuk mencintai Negeri ini. Entah kenapa, rasanya sulit sekali mencintai negeri ini.
ADVERTISEMENT
Entah harus cara bagaimana lagi mencintai bangsa ini?
Jokowi bekerja siang dan malam, membangun negeri tidak ada artinya bagi mereka yang hanya bisa berbicara tanpa bekerja untuk bangsanya.
Dituduh seorang komunis, padahal dia seorang nasionalis. Lihat saja bagaimana keberpihakaan kepada rakyatnya.
Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta, sama halnya. Menjaga kebudayaan, membangun Purwakarta dengan Kebudayaan sebagai pondasi dianggap menyimpang dengan nilai-nilai keagamaan.
Padahal Kang Dedi Merupakan Seorang Santri dari Nahdatul Ulama. Menjamin kesehatan rakyat, mengurusi rakyat setiap waktu, dianggap tidak religius.
Padahal sebenarnya dia merupakan seorang Religius, jiwa sosialis yang senantiasa memberi. Mensejahterakan serta menjamin rakyatnya sudah bisa menggambarkan siapa dia sebenarnya.
Pendapat orang-orang suci terdahulu sudah menjelaskan, 'sebaiknya-baiknya manusia adalah yang berguna untuk manusia lain'
ADVERTISEMENT
Entah seperti apa sebenarnya yang Religius dan mencintai negeri ini?
Apakah mereka yang tidur dengan perempuan yang bukan istrinya, apakah mereka yang meninggalkan kewajibannya sebagai pemimpin, ataukah mereka yang berbicara tapi tidak punya solusi untuk rakyatnya?
Mungkin seperti itu yang disebut cinta tanah-air dan pemimpin yang religius serta islami bagi mereka.
Mencintai Indonesia bukan sebatas kata tanpa makna dan pengabdi. Mencintai indonesia berarti mencintai seluruh yang ada di dalam negeri ini.
Memang sangat susah mencintai negeri ini, ketika kau mencintai Negeri ini, maka harus bersiap bukan lagi dengan sebuah pengorbanan.
Melainkan juga harus bersiap dengan sebuah hinaan dan tuduhan yang tidak sepatutnya di dapatkan.
'Apakah mencintai Negeri ini adalah sebuah kutukan?'
ADVERTISEMENT