Jokowi: Situasi Betul-betul Sulit, Kita Dimasukkan dalam Negara Rentan Terpuruk

21 Desember 2022 11:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Hires Presiden Jokowi Menyampaikan Pidato Kunci dalam Acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022, Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hires Presiden Jokowi Menyampaikan Pidato Kunci dalam Acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022, Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi lagi-lagi bicara mengenai sulitnya situasi ekonomi tahun depan. Situasi yang akan dihadapi itu, kata Jokowi bukan keadaan seperti biasa yang bisa diprediksi dan dihitung dengan teori-teori standar.
ADVERTISEMENT
"Situasi yang kita hadapi sekarang ini bukan situasi yang gampang, situasinya sangat sulit diprediksi, sulit dihitung dan teori-teori standar ," ujar Jokowi membuka Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Hotel Ritz Carlton, Rabu (21/12).
Menurut Jokowi, kondisi ekonomi sudah keluar dari pakem-pakem yang ada. Jokowi juga menyinggung soal perekonomian Indonesia yang sejak tahun 2014 masih masuk dalam kategori negara yang rentan terpuruk.
"Kita masih dimasukkan dalam negara yang rentan untuk terpuruk, bersama lima negara yang lain. Kalau kita ingat saat itu ada taper tantrum," sambungnya.
Defisit transaksi berjalan kala itu, kata Jokowi mencapai USD 27,5 miliar di tahun 2014. Kemudian di 2015 berada di angka USD 17,5 miliar.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, Jokowi meminta para menterinya untuk berani melakukan reformasi struktural. Terutama agar hal-hal yang membahayakan ekonomi makro bisa diantisipasi.
Salah satu yang dia ingatkan adalah supaya surat berharga negara (SBN) lebih banyak porsinya di dalam negeri ketimbang dibeli investor asing.
"SBN saat itu 38,5 persen itu dikuasai asing. Sekarang tinggal 14,8 persen yang dikuasai asing, karena kalau masih dikuasai asing begitu goyah sedikit makro kita keluar berbondong-bondong goyah pasti kurs kita," tuturnya.