Paloh: Kalau Pemilu Tidak Fair dan Kita Tak Bisa Melawan, Serahkan pada Tuhan

23 Januari 2024 13:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum NasDem Surya Paloh saat kampanye Pemilu 2024 di DPW NasDem Bali, Selasa (23/1/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum NasDem Surya Paloh saat kampanye Pemilu 2024 di DPW NasDem Bali, Selasa (23/1/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berbicara tentang demokrasi dan ketidakadilan di depan para kader dan caleg dalam Kampanye Pemilu 2024 di DPW NasDem Bali, Selasa, (23/1).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal yang wajar jika terjadi perbedaan pilihan antarwarga dan pandangan dalam proses demokrasi. Namun, sudah kewajiban bagi setiap kader menjalankan Pemilu 2024 dengan jujur dan adil.
"Pemilu hanya berlangsung satu hari. Jangan korbankan seluruh komunikasi sosial yang kita miliki yang sudah tertata sedemikian rupa dan berlangsung sangat baik karena berbeda pandangan," kata Paloh.
Surya Paloh menegaskan, persatuan bangsa lebih utama dibandingkan Pemilu. Selain itu, partai politik dan peserta politik harus konsisten melaksanakan amanah konstitusi.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menjawab pertanyaan kader Partai Nasdem pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (11/11/2023). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Paloh menyebut, NasDem yakin suatu saat semesta membalas segala sesuatu ketidakadilan dan hasutan yang memecah belah bangsa.
"Apalagi ada hasutan, apalagi ada main-main secara tidak fair. Saya bilang kalau kita tidak bisa melawannya kita serahkan pada Yang Maha Esa. Saya yakin kalau kita tidak mampu menegakkan rasa keadilan ini, alam semesta nanti akan memberikan jalan keluarnya. Jadi ini lah situasi yang kita hadapi sekarang ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Surya Paloh kemudian bercerita tentang pengalamannya mengikuti Pemilu sejak tahun 1960-an. Berbagai dialektika muncul namun Pemilu berlangsung dengan aman.
"Kita tentu mengelus dada saudara-saudara semuanya ketika ucapan dan keinginan harapan pemilu yang berlangsung secara tidak mencekam, berlangsung secara adil, jujur. Kalau itu saja terganggu, ah tentu kita mengelus dada," katanya.