Cerita Inspiratif Peserta Sarasehan Nasional Setjen Wantannas RI Bagian.I

Nusantara
Bangkit dengan Semangat Bahari
Konten dari Pengguna
13 Juli 2018 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini pengalaman istimewa kedua, setelah ditempatkan panitia sarasehan nasional sekamar dengan Ketua MUI. Kali ini bersama ketua MUI Maluku, enam tahun yang lalu sekamar dengan ketua MUI Maluku Utara. Berkah ganda Ucap Rudi memulai ceritanya.
ADVERTISEMENT
Adalah Dr.Abdullah Latuapo, 59 tahun, putra asal negeri Larike di Jazirah Leihitu Maluku Tengah. Dosen Tarbiyah IAIN Ambon ini memang pribadi yang ramah dan bersahaja. Walau menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku tapi beliau tidak terlihat kaku dan dingin dalam berkomunikasi.
"Beta (Saya) belajar dan mengajar ilmu dakwah yang salah satu pirantinya komunikasi maka tentu harus komunikatif" ungkap ayah 6 anak ini sambil tertawa.
Pagi itu di kamar hotel nomor 1464 saya bersama Pdt. Nicolas Batkunde biasa disapa Pendeta Nik yang merupakan pendeta pada GKI Papua. juga mendapat "kuliah shubuh" yang sangat fresh dan original, kami diceritakan tentang fase-fase perjuangan studinya.
ADVERTISEMENT
Tahun 80-an dengan kapal barang beliau berlayar selama 6 malam ke Surabaya. Tinggal di kamar sempit dekat kandang sapi. Tetapi Semua itu harus dijalani ketika studi di IAIN Sunan Ampel. "Beta satu tahun dibawah Prof. Atamimi" ungkapnya sembari mengenang saat-saat yang penuh perjuangan itu.
"Orang tidak tahu bahwa sebelum jadi seperti sekarang ini, kita melalui jalan-jalan terjal dan berliku kehidupan . Kadang tidak makan dan menahan lapar" ujarnya sambil mencukur janggutnya yang sudah memutih itu.
Beliaupun menguatkan saya dan Pendeta Nik yang sedang "tertatih-tatih"menyelesaikan studi. Entah sadar atau tidak tapi kata-katanya itu bagai oase di padang gurun. Setelah itu saya dan pendeta Nik mendiskusikan kisah hidup yang dibaginya tersebut.
ADVERTISEMENT
Memang tak ada jalan mulus menuju sukses. Seperti tak ada laut yang tak bergelombang maka hidup ini penuh aneka liku dan luka. Tak ada jalan lain, kita harus menghadapinya dengan tabah dan pantang menyerah.
Pagi itu kami diajarkan tentang kata "Ikhlas" Bahwa lakukan sesuatu tanpa pamrih. "Taburlah kebaikan dalam hidup. Dan jangan mencari jabatan. Semuanya sudah diatur yang Maha Kuasa" ungkap anggota FKUB Maluku ini. banyak cerita yang dibagi dan menjadi bekal yang bergizi untuk perjalanan hidup kedepan.
Danke (Terima Kasih) banyak pak Ustadz atas tauziahmu yang ikhlas. Terima kasih atas sikapmu yang ramah dan penuh tawa. Pendeta Jacky Manuputty sempat mengenal sang ustadz kala mengambil peran rekonsiliasi saat bara konflik menyala 1999. "Ketika suasana tegang saat itu kami membuat peserta rileks dan tertawa" ungkap sang ustadz yang diiyakan Pendeta Jacky dengan tawanya.
ADVERTISEMENT
Sarasehan Nasional yang digelar setjen Wantannas RI dengan Letjen TNI Doni Monardo sebagai nahkodanya bukan saja merajut tema "Merawat Perdamaian. Belajar dari Resolusi Konflik dan Damai dari Maluku dan Maluku Utara" tapi mantan Pangdam XVI Pattimura itu telah memfasilitasi perjumpaan (Bakudapa) Orang Basudara dalam keragaman agama dan suku dan lainnya untuk sama-sama berpikir dan bertindak demi Indonesia yang adil dan beradab.
Malam ini kloter terakhir peserta Sarasehan akan kembali ke tanah air Maluku tercinta tetapi kenangan dan cerita serta hikmah dari kegiatan ini tak akan pernah terlupa. Seperti pada cerita tentang tinggal sekamar dengan Ustadz Abdullah Latuapo, ketua MUI yang ijinkan beta (saya) menyapa sebagai beta punya bapak saja.
ADVERTISEMENT
Teriring salam dan Do'a buat Bapa Dullah dan keluarga di Larike.
Salam kasih & Damai !!
oleh Pdt. Rudy Rahabeat (kandidat doktor antropologi UI)