Kita Jaga Alam dan Alam Jaga Kita (Refleksi 11 Tahun BNPB)

Nusantara
Bangkit dengan Semangat Bahari
Konten dari Pengguna
25 Januari 2019 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak terasa 26 Januari 2019 besok bertepatan dengan tanggal lahirnya Badan Nasional  Penanggulangan Bencana (BNPB) yang kini memasuki Usia ke 11 Tahun. Untuk di Tahun yang ke 11 ini dalam rangka memperingati hari jadinya BNPB melakukan syukuran yang dilaksanakan di Pusdiklat BNPB Sentul pada hari ini 25 Januari 2016 dengan mengusung Tema yang “Kita Jaga Alam dan Alam Jaga Kita” dan dilakukan peluncuran buku kembalikan citarum Harum yang memuat tekad Presiden Joko Widodo untuk memulihkan kerusakan ekosistem DAS Citarum dari Hulu hingga ke Hilir dengan mengeluarkan Perpres No 15 Tahun 2018.
ADVERTISEMENT
11 tahun berjalan, BNPB telah dinakhodai 3 pimpinan yakni pertama adalah Mayjen TNI (Purn.) Prof. Dr. Syamsul Maarif, kedua Laksamana Muda TNI (Purn.) Willem Rampangilei dan kini dijabat oleh Letjen TNI Doni Monardo yang dilantik oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo di Istana Negara pada 9 Januari lalu. Presiden berharap dibawah kepemimpinan yang baru, BNPB dapat cepat dan tanggap dalam melakukan penanganan masalah kebencanaan di Indonesia.
Sekilas tentang Letjen TNI Doni Monardo, adalah militer aktif dengan bintang tiga di pundak yang pernah menjabat sebagai Danpaspampres, Danjen Kopassus, Pangdam III Siliwangi, Pangdam XVI Pattimura, kini pula menjabat Sesjen Dewan Ketahanan Nasional. Saat menjabat di beberapa posisi pimpinan pada satuan militer tersebut ada beberapa program yang diinisiasi dan menjadi program unggulan serta dikembangkan secara nasional di daerah antara lain Program Emas Biru dan Emas Hijau, Citarum Harum dan Papua Holistik atau Papua yang ASASI.
ADVERTISEMENT
Untuk kita ketahui bersama bahwa Sebagai lembaga negara yang sejajar dengan kementerian lainnya, BNPB memiliki Visi yakni Ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana serta Misinya adalah Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko, Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal, Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh.
Lembaga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebenarnya sudah terbentuk lama sejak masa kemerdekaan tetapi dengan struktur dengan nama yang berbeda dan dibentuk saat itu tidak terlepas dari perkembangan penanggulangan bencana pada masa kemerdekaan hingga bencana alam berupa gempa bumi dahsyat di Samudera Hindia pada abad 20. Sementara itu, perkembangan tersebut sangat dipengaruhi pada konteks situasi, cakupan dan paradigma penanggulangan bencana (Sumber Website BNPB)
ADVERTISEMENT
Melihat kenyataan saat ini, berbagai bencana yang dilatarbelakangi kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis mendorong Indonesia untuk membangun visi untuk membangun ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana. Bencana alam seperti Gempa Bumi, tsunami, banjir bandang, tanah longsor dan lainnya masih saja melanda wilayah Nusantara ini seperti yang baru saja terjadi di Lombok (NTB), Palu (Sulawesi tengah), Pandeglang (Banten), Provinsi Lampung, dan terkini di Provinsi Sulawesi selatan.
Wilayah Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar di dunia. Wilayah yang juga terletak di antara benua Asia dan Australia dan Lautan Hindia dan Pasifik ini memiliki 17.508 pulau. Meskipun tersimpan kekayaan alam dan keindahan pulau-pulau yang luar biasa, bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa wilayah nusantara ini memiliki 129 gunung api aktif, atau dikenal dengan ring of fire, serta terletak berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
ADVERTISEMENT
Ring of fire dan berada di pertemuan tiga lempeng tektonik menempatkan negara kepulauan ini berpotensi terhadap ancaman bencana alam. Di sisi lain, posisi Indonesia yang berada di wilayah tropis serta kondisi hidrologis memicu terjadinya bencana alam lainnya, seperti angin puting beliung, hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Tidak hanya bencana alam sebagai ancaman, tetapi juga bencana non alam sering melanda tanah air seperti kebakaran hutan dan lahan, konflik sosial, maupun kegagalan teknologi.
Kiranya Usia 11 Tahun ini, juga di awal tahun baru 2019 serta kepemimpinan baru BNPB dapat berbuat lebih banyak lagi terkait penanganan masalah kebencanaan menjadikan Indonesia tangguh dalam menghadapi bencana dengan berbagai program yang dilaksanakan terus bersinergi, Kordinasi dan Aksi demi kejayaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salam Indonesia Tangguh
Bravo BNPB