Maluku Tengah menjadi tuan rumah Rakor Koperasi Perikanan Se - Maluku

Nusantara
Bangkit dengan Semangat Bahari
Konten dari Pengguna
26 Februari 2020 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
JICA (Japan international cooperation Agency) bekerjasama dengan Kementerian kelautan dan perikanan RI (KKP) dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah via Dinas Perikanan memusatkan Rapat koordinasi pemangku kepentingan koperasi perikanan di Kota Masohi pada 28 Februari 2020.
ADVERTISEMENT
Kegiatan rapat koordinasi ini akan dihadiri beberapa narasumber dengan paparan materi akan disampaikan oleh Mr. Nomura Ichiro tentang Koperasi Perikanan Jepang (Japan FCA), Harnita Hadiastuty, S.Pi, M.Si tentang hasil training JICA-FCA di Jepang tahun 2019, Direktorat LPMUKP KKP tentang dukungan finansial untuk koperasi nelayan dan Paparan dari Dinas Koperasi & UMKM Provinsi Maluku terkait dukungan pemerintah untuk koperasi nelayan. selain itu pula para peserta akan melakukan kunjungan ke lapangan khususnya terkait aktifitas koperasi perikanan di Masohi
Kegiatan ini akan dihadiri oleh perwakilan dinas perikanan se - Maluku, peserta training koperasi perikanan di Jepang 2019, SKPT KKP, UPT KKP , NGO/LSM, Penyuluh,BUMN perikanan Perinus, Pemda Maluku tengah dan perwakilan Koperasi perikanan.
ADVERTISEMENT
Untuk kita ketahui bersama bahwa Japan International Cooperation Agency (JICA) selama ini bekerjasama dengan kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam proyek “Sustainable Fishery Resources Management and Utilization” yang terselenggara sejak tahun 2016 dan akan berakhir pada Maret 2020. Salah satu kegiatan proyek tersebut adalah mengirimkan peserta Training ke Jepang, yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 (tahun pertama) hingga 2019 (tahun keempat).
Penyelenggaraan pelatihan ke Jepang di tahun keempat mempunyai tema tentang pengembangan koperasi perikanan. Pada pelatihan tersebut, para peserta diberi pelajaran/pelatihan tentang bagaimana koperasi perikanan di Jepang, baik dari segi pengelolaan dan operasional di lapangan. Selain diberikan pelajaran di kelas, peserta pelatihan juga diajak untuk melihat dan mengamati secara langsung koperasi perikanan di beberapa tempat di Jepang, termasuk koperasi perikanan yang berlokasi di area yang pernah terdampak bencana gempa Fukushima (dampak kebocoran nuklir terhadap kegiatan perikanan) dan Tsunami.
ADVERTISEMENT
Harapan pelatihan tersebut, agar peserta dapat memahami bagaimana koperasi perikanan di Jepang beroperasi dan dikelola dengan baik, sehingga memberikan kontribusi yang cukup signifikan, tidak hanya kepada pelaku usaha perikanan juga kepada masyarakat sekitar dan nasional. Selain itu, pelatihan tersebut juga diharapkan agar para peserta dapat memahami tentang kondisi koperasi perikanan dan para pelaku usaha perikanan di wilayahnya, secara umum di Indonesia secara keseluruhan, agar dapat membangun dan mengembangkan koperasi perikanan di Indonesia agar lebih maju dan lebih mandiri, serta dapat memberikan dampak signifikan untuk kemajuan masyarakat nelayan, pelaku usaha perikanan, dan daerahnya.
Peserta yang dikirim pelatihan ke Jepang adalah sebanyak 14 orang, yaitu orang-orang yang berkaitan langsung dengan perkembangan koperasi perikanan di Indonesia, yang terdiri dari 10 perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, 1 orang penyuluh perikanan dari UPT BRSDM-KP di Medan, 2 orang dari perwakilan koperasi, yaitu dari koperasi di Makasar dan Koperasi di Masohi-Maluku Tengah, serta 1 orang perwakilan dari pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tengah.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, 2 dari 14 peserta pelatihan ke Jepang adalah berasal dari Kabupaten Maluku Tengah, yang berarti bahwa baik JICA (pemerintah Jepang) dan KKP (Pemerintah Pusat) menaruh perhatian yang cukup besar terhadap perkembangan sector perikanan di area timur Indonesia.**