Profil Kasma Peserta BIT LPDP : Kisah Anak Pedagang , Yang Akan Melanjutkan Study Ke Kyoto University Jepang

Nusantara
Bangkit dengan Semangat Bahari
Konten dari Pengguna
16 Mei 2018 23:37 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nusantara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama saya kasmawati Ahmad, lahir di Ambon 16 november 1995. Dilahirkan sebagai anak pertama dari keluarga pedagang membuat saya mengerti dengan cepat cara beradaptasi karena orang tua yang sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
ADVERTISEMENT
Saya dibesarkan di dua tempat yakni di kabupaten Buru dan juga kota Ambon. Setelah konflik kemanusiaan yang melanda maluku pada tahun 1999, Ayah saya memutuskan untuk menetap di Buru, kebetulan nenek dan kakek dari ibu saya sudah menetap disana sejak dulu. Mulai SD saya selalu diawasi dengan ketat semua aktifitas akademik saya dari tempat ngaji hingga tempat duduk sewaktu SD. Saya ingat betul, dari SD sampai SMA, waktu pindah semester adalah waktu paling bahagia karena saya dan adik-adik akan diajak ke buku terkenal di ambon untuk membeli buku apa saja, dan buku yang paling saya sukai dulu adalah ensiklopedia sewaktu SMP kelas 2, karena saya bisa mengetahui apa saja dalam satu buku tersebut,  kebetulan dulu GOOGLE belum ada.
ADVERTISEMENT
Kegiatan liburan saat pergantian semester ini dilakukan Ibu karena dulu beliau pernah tidak memiliki kesempatan untuk membeli buku hingga harus putus sekolah ketika SD. Kegiatan ini kemudian membuat kecintaan saya terhadap buku. Di lain sisi, ayah juga adalah gambaran penting yang membentuk karakter saya, karena saya ingat betul, setiap kali di meja makan, ayah selalu bercerita mengenai kehidupannya yang sulit dan itu seperti tertanam dalam batin saya untuk tetap menjadi pekerja keras.
Saya sangat suka berdebat apalagi mengenai ekonomi dan bahasan kenegaraan. Hingga nanti berpengaruh di kegiatan saya selama perkuliahan. Di SMA saya makin terbuka pemikirannya karena diletakkan dalam kelas IPA 1 bersama kawan-kawan dengan latar belakang berbeda namun memiliki cita-cita tinggi. Dari sinilah saya mulai menyelami buku-buku idealis namun romantis seperti karya Dewi lestari, Andrea Hirata hingga Khalil Gibran.
ADVERTISEMENT
Setelah SMA, saya hampir saja tidak dikuliahkan orangtua karena diharapkan saya langsung terjun ke dunia dagang melanjutkan usaha keluarga, tetapi karena banyak pertimbangan  keluarga besar saya, akhirnya oleh orang tua, saya dikuliahkan pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Awal kuliah saya tinggal bersama paman dan bibi yang kebetulan adalah dosen di fakultas Teknik UMM. Disela-sela menjadi mahasiswa baru jurusan manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, saya selalu dinasehati banyak hal dari masalah akademis hingga Agama. yang akhirnya saya dapat memilih dunia keilmuan saya.Dari awal acara penerimaan mahasiswa baru saya sudah mendapatkan penghargaan karena aktif didalam PESMABA.
Saya menemukan banyak teman baru dan banyak senior dengan pemikiran yang luar biasa. Sewaktu masih menjadi mahasiswa baru, saya sudah mendaftarkan diri dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen, Lembaga Semi Otonom HOMPIMPAH, Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku, hingga kedekatan saya dengan senior Himpunan Mahasiswa Islam cukup kuat . Saya kemudian berlatih menjadi akademisi dan organisatoris yang baik. Saya ingat betul awal pentas saya diberikan kesempatan untuk membacakan Puisi dalam peringatan hari HIV/AIDS dan itu pengalaman luar biasa bagi saya yang notabenenya seorang MABA. Di HMJ-Manajemen dan diberikan kesempatan untuk menginterview beberapa alumni yang sudah menjalankan bisnisnya sedang untuk AL-MULK, saya belajar banyak mengenai Maluku.
ADVERTISEMENT
Tiap semester saya selalu punya target untuk bisa berprestasi dalam maupun luar kampus, saya ingat 2014 adalah momen ketika saya dipercaya mewakili kampus untuk ikut dalam marketing tingkat Nasional di Jakarta serta kesempatan untuk magang di PT. Davidi International di Balikpapan Kalimantan yang masih sebagai Asisten Dosen dari ibu DR. Triningsih salah seorang dosen kewirausahaan dan manajemen operasional yang kemudian menjadi dosen pembimbing dua saya.
Di tahun 2015, saya kemudian bergabung dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang kemudian membuka lebar wawasan saya untuk menjadi seorang muslimah yang mampu menyeimbangkan Intelektualitas, humanitas dan religiusitas saya. Tidak lama dari situ saya di percaya untuk menjadi bendahara Komisi Pemilu Raya Universitas dan sekretaris bidang organisasi komisariat dalam jangka waktu yang tidak lama.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah Cerita lucu saat di kampus dulu, saya pernah mencoret mobil Dekan Fakultas Hukum dengan pilox  karena kesalahpahaman antar kami dan Alhamdulillah saya tidak di Droup out Karena itu. Setahun setelahnya, saya di percaya kembali untuk menjadi ketua partai kampus dalam pensuksesan kemenangan di sepuluh Fakultas dan waktu itu saya adalah perempuan pertama yang menjadi ketua partai kampus sekaligus membalikkan posisi kemenangan fakultas dari tiga fakultas menjadi tujuh fakultas.
Tidak berhenti disitu, di 2017 lalu saya kemudian dipercaya untuk menjadi Ketua Formatur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Malang. Oiya, di 2016 saya kemudian lulus dengan menjadi salah satu lulusan terbaik se-fakultas yang kemudian membawa Orangtua sayasaya datang ke Malang untuk mengikuti prosesi Yudisium.
ADVERTISEMENT
Di sela-sela itu saya selalu berusaha aktif dalam segala kegiatan sosial baik menjadi koordinator maupun supervisor di organisasi kedaerahan juga seperti Himpunan Mahasiswa Buru (HIPMA BURU), Komunitas Jujaro Mungare, dan Himpunan Mahasiswa Masohi (HAMMAS) disamping membantu pengiriman barang dari surabaya ke kabupaten buru untuk dagangan orang tua saya.
Setelah lulus saya masih menetap di malang hingga kemudian saya menonton RUDY HABIBIE dimana saya mulai meyakinkan diri untuk kembali mengejar mimpi yang tertunda keluar negeri walaupun saya mendapat beasiswa untuk lanjut S2 di UMM. Untuk sebagai gambaran saja, saya sewaktu akan memulai kuliah, saya memiliki piramida mimpi yang kemudian menjadi peta untuk saya dalam hidup seperti; apa yang harus saya lakukan satu hingga lima belas tahun kedepan.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, 2016 saya mulai menetap di pare walaupun terkadang masih kembali ke Malang karena proses perkaderan dan kegiatan sosial anak jalanan yang waktu itu saya buat dengan sahabat-sahabat saya. Hingga 2017, kesempatan meraih mimpi keluar negeripun terbuka dengan program Beasiswa Indonesia Timur, saya kemudian memasukkan segala berkas yang sebenarnya sudah saya siapkan dari 2016 kendati di tahun itu periode ke-empat yang diharapkan tidak ada. Di akhir tahun 2017,Alhamdulillah saya mendengar khabar kelulusan saya diterima sebagai peserta beasiswa Indonesia timur  LPDP 
Sambil saya mencoba mengembangkan komunitas Bupolo Mandiri yang berusaha mendampingi dan membantu mengawasi Badan Usaha Milik Desa sambil mengembangkan Bidang Immawati Organisasi IMM cabang Buru. Hal ini semata-mata untuk membalas segala rindu atas pengabdian di Kabupaten Buru. Kondisi Buru yang masih masuk dalam daerah 3T (terluar, terdepan dan tertinggal) artinya masih banyak penduduk yang hidup dalam perekonomian yang tidak baik padahal daerah memiliki potensi yang sangat besar. Konsep saya sederhana, kedepannya Kabupaten Buru , akan maju,  mandiri dalam perekonomiannya dengan mengembangkan potensi daerah yang dimiliki. Kemandirian ini bisa terwujud dengan pemaksimalan potensi daerah di tiap desa dengan mengelolanya dengan baik. Konsep satu desa satu produk saya rasa bisa menjadi senjata untuk mengelola sumberdaya alam yang ada
ADVERTISEMENT
Hal ini, saya temukan ketika saya mensurvei sampel desa-desa yang ada di Kabupaten Buru. Misalnya saja minyak kayu putih, kenapa tidak diproses secara modern dengan bentuk usaha kecil menengah milik masyarakat desa seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah Bandung atau Malang. Atau juga Ikan yang kemudian dikemas secara lebih higenis dengan model yang bervariasi. Masalah beras juga yang kemudian punya potensi untuk dikembangkan menjadi usaha milik daerah yang pastinya akan mengangkat pendapatan petani dan masyarakat sekitar sedangkan,  Untuk pendistribusian, kita bisa menggunakan fasilitas tol laut sehingga container yang datang dari jawa ke Namlea tidaklah lagi kosong, bisa kemudian diisi dengan produk daerah yang dipasarkan ke pulau jawa.
ADVERTISEMENT
Harapan besar saya, tidak ada lagi label daerah 3T untuk kabupaten buru agar generasi selanjutnya adalah generasi cemerlang. Maka dari itu, langkah awal saya adalah menuntut ilmu ke luar negeri dengan beasiswa LPDP yang sudah digenggam ini nantinya dapat bermanfaat dan saat kembali nanti dapat membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya kewirausahaan untuk sebagai solusi peningkatan pendapatan tiap rumah tangga dengan pola modern baik dalam pengelolan produksi, pendanaan hingga distribusi yang nanti akan saya pelajari selama perkuliahan di Universitas Kyoto Jepang pada jurusan Internasional Manajemen project.
Dan lebih dari itu, saya memiliki cita-cita dan mimpi besar bahwa 15-20 tahun kedepan saya bisa tampil sebagai salah satu calon pemimpin di daerah dan bangsa ini yang kiranya mampu membahagiakan dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia dari timur sampai barat agar menjadi bangsa yang unggul dan mencapai masa keemasannya pada tahun 2050 nanti.  Semoga semua dapat terwujud......!!!
ADVERTISEMENT