Ahok-Djarot Kalah karena Partai Penyokong Kurang Solid

19 April 2017 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Silaturahmi koalisi partai pendukung Ahok-Djarot (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Langkah Basuki Tjahaja Purnama mengulang kemenangan di tahun 2012 harus terhenti. Ahok dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat harus mengakui keunggulan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menurut hasil hitung cepat seluruh lembaga survei.
ADVERTISEMENT
Keunggulan yang cukup besar disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya, soliditas partai penyokong Ahok-Djarot. Paslon nomor dua ini didukung oleh PDIP, Partai Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, PPP, dan PKPI.
Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai partai penyokong Ahok-Djarot saat ini sangat kurang solid jika dibandingkan dengan kumpulan partai yang mendukung Jokowi dan Ahok pada 2012 lalu.
"Faktor utamanya menurut saya karena kurang solidnya partai yang mendukung Ahok-Djarot. Partai yang mendukung Jokowi-Ahok pada 2012 lalu jauh lebih solid dan menyatu dibandingkan sekarang. Ini berpengaruh besar," ujar Arya ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Rabu (19/4).
Meski secara jumlah partai yang mendukung Ahok-Djarot saat ini lebih banyak tapi solidnya PDIP dan Gerindra yang dulu mendukung Jokowi-Ahok terbukti bekerja lebih efektif. Faktor lain, jalan Ahok sebelum akhirnya memilih partai sangat berliku.
ADVERTISEMENT
Ahok-Djarot bersama pendukung (Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA)
Ia mencontohkan bahkan Ahok sempat menghina partai dengan menyebut bahwa ada kewajiban untuk bayar mahar ke partai jika ingin diusung. "Ini menimbulkan gesekan-gesekan. Deklarasi dukungan untuk Ahok pun dilakukan di akhir-akhir. Dari awal memang menyatunya kurang," tuturnya.
Selain itu, Arya menilai partai-partai besar yang mendukung Ahok mengalami gejala overconfident. Mereka terlalu percaya diri Ahok-Djarot akan menang dari Anies-Sandi. Hal ini juga melihat hasil pada putaran pertama di mana Ahok dan Djarot meraih kemenangan.
Sikap terlalu percaya diri ini membuat partai pendukung Ahok-Djarot mulai dari petinggi hingga di pengurus cabang setengah hati dalam menggarap isu dan wilayah yang sebenarnya berpotensi menjadi masalah. Apalagi, ada partai-partai yang memang tidak bisa menjamin suara di akar rumput memang diarahkan untuk memilih Ahok-Djarot.
ADVERTISEMENT
"Misalnya PKB atau PPP. Di atas memang mendukung. Tapi itu sudah di akhir jadi tidak ada jaminan bahwa kader mereka juga mendukung Ahok-Djarot. Dalam kasus Partai Golkar juga sama," ujarnya.
Di sisi lain, partai penyokong Anies-Sandi all out menggarap akar rumput. Arya menilai harus diakui bahwa PKS dan Gerindra lebih efektif menggarap pemilih dan bekerja lebih keras. Akhirnya, kelebihan ini membuat Anies-Sandi unggul atas Ahok-Djarot.
"Harus diakui PKS dan Gerindra lebih all out dan di sisi lain partai pendukung Ahok-Djarot lengah. Inilah penyebab utamanya jadi kalah," ujarnya.