news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Demokrat: SBY Sahabatnya Prabowo, Tinggal Telepon Langsung Angkat

26 Juli 2017 14:12 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SBY, mantan presiden RI. (Foto: Dok. Ani Yudhoyono)
zoom-in-whitePerbesar
SBY, mantan presiden RI. (Foto: Dok. Ani Yudhoyono)
ADVERTISEMENT
Pilpres 2019 semakin hangat diperbincangkan sejak RUU Pemilu disahkan menjadi undang-undang. Apalagi dengan walk out nya sejumlah fraksi seperti PAN, PKS, Gerindra, dan Demokrat saat pengesahan. Langkah ini memunculkan spekulasi terbentuknya koalisi baru menjelang Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat dan Partai Gerindra disebut sedang melakukan pendekatan politik jelang Pilpres 2019. Demokrat membuka peluang untuk berkoalisi dengan Gerindra, termasuk jika Prabowo Subianto ingin bertemu dengan SBY.
Ketua Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf, menuturkan partainya sempat menggelar rapat dengan SBY kemarin membahas soal UU Pemilu serta pertemuan dengan Prabowo.
"Saya baru tadi malam rapat dengan Pak SBY. Soal pertemuan, dalam politik boleh-boleh saja, bebas. SBY ketemu Jokowi juga suatu hal yang biasa," kata Dede di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7).
Dede menyebut SBY bersahabat baik dengan Prabowo, sehingga pihaknya tinggal mencari waktu yang tepat untuk pertemuan SBY dan Prabowo.
"Pak SBY itu kan sahabatnya Prabowo. Tinggal angkat telepon sudah pasti bisa. Hanya apakah momennya yang tepat," kata dia.
ADVERTISEMENT
Namun, dia meminta publik untuk tidak terlebih dahulu berspekulasi karena belum ada undangan resmi, baik dari SBY maupun Prabowo. Meski demikian, Dede tidak menampik Demokrat dan Gerindra saat ini sedang dekat. Apalagi keduanya sama-sama walk out pada saat pengesahan UU Pemilu.
"Mungkin ada kesamaan persepsi antara yang mendukung presidential threshold itu kemarin. Karena kan ada langkah yang harus diambil ketua partai dengan adanya pengesahan UU Pemilu kemarin. Mungkin lebih ke sana," ujar dia.
"Prinsip dasarnya apapun bisa berubah. Ini (UU Pemilu) lagi pengajuan (di) MK kan. Kita belum tahu hasilnya. Tapi pertemuan antara tokoh politik itu sifatnya natural. Itu bebas," tuturnya.