news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fahri: Jokowi Bukan Ketum Partai, PT 20% Tak Jamin Kemenangan di 2019

21 Juli 2017 13:43 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi dan Ketum IPSI Prabowo Subianto menutup Kejuaraan ke-17 Pencak Silat Dunia di Bali. Jokowi dianugerahi gelar Pendekar Utama ditandai dengan pemberian udeng, keris dan sertifikat (8/12/2016).  (Foto: Humas Setneg/Oji)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Ketum IPSI Prabowo Subianto menutup Kejuaraan ke-17 Pencak Silat Dunia di Bali. Jokowi dianugerahi gelar Pendekar Utama ditandai dengan pemberian udeng, keris dan sertifikat (8/12/2016). (Foto: Humas Setneg/Oji)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai penetapan UU Pemilu dengan syarat Presidential Threshold sebesar 20 persen tidak akan menjamin Joko Widodo untuk terpilih lagi dalam Pilpres 2019 jika bersaing dengan Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan Jokowi justru tidak dapat tiket untuk bertarung di Pilpres 2019.
"Saya kira semua spekulatif ya. Kalau orang mengatakan bahwa ini cara Pak Jokowi menghambat orang lain, saya kira sudah banyak partai yang bisa mengajak orang lain. Dan kita juga enggak tahu nasib Pak Jokowi ya. Bisa jadi, dia juga enggak dapat tiket. Siapa bilang dia pasti dapat tiket? Belum tentu," kata Fahri di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (21/7).
Fahri membandingkan potensi Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019. Menurut dia, kans Prabowo lebih besar. Sebab, Prabowo memangku jabatan sebagai Ketum Gerindra. Dukungan dan kepastian mengusung sudah pasti diberikan oleh kadernya serta koalisinya.
ADVERTISEMENT
Sementara Jokowi, hanya kader PDIP dan bukan ketua umum sebuah partai. Tak menutup kemungkinan, Jokowi ditinggalkan oleh banyak partai dalam Pilpres 2019.
"Kalau dari kandidat yang ada, antara Pak Jokowi dan Prabowo, ya lebih kuat ke partainya Pak Prabowo lah. Dia ketua umum, ketua dewan pembina. Kalau dia ngumpul dengan beberapa partai lain, dia ya ketua umum. Sementara Pak Jokowi bukan ketua umum, dia bisa ditinggalkan oleh banyak partai," ujarnya.
Politikus yang sudah dipecat oleh PKS ini menilai kemenangan Jokowi atas Prabowo di 2019 tak menjamin persaingan di 2019 akan dimenangkan oleh Jokowi. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin rakyat akan berubah haluan.
"Karena mood rakyat terhadap partai kan berubah-berubah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, ia menegaskan, tak ada jaminan bahwa presidential threshold 20 persen justru menguntungkan Jokowi sebagai capres.
"Tapi ini juga enggak ada jaminan ini untungkan Pak Jokowi. Karena Pak Jokowi itu enggak grip (pegangan) partai kok. Beda sama pak Prabowo yang punya grip kan ke partai," pungkasnya.