Karier Melesat KSAU Pilihan Jokowi

18 Januari 2017 15:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Udara Hadi Tjahjanto (Foto: Resnu Andika/kumparan)
Sebuah panggilan telepon dari Istana diterima Marsekal Madya TNI Hadi Tjahjanto pada pertengahan 2015. Saat itu, Hadi yang menjabat Komandan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh cukup terkejut. Sebab, ia mendapat perintah untuk menanggalkan jabatannya dan menjadi Sekretaris Militer bagi Presiden Joko Widodo. Padahal, belum ada empat bulan ia menjabat sebagai Danlanud di Malang.
ADVERTISEMENT
Panggilan itu terjadi hanya dua bulan sejak pertemuan Hadi dan Jokowi di Bandara Abdulrahman Saleh, Malang. Sebagai Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Hadi menyambut Presiden yang tengah melakukan kunjungan kerja di Malang, Jawa Timur. Saat itu, Jokowi menanyakan kabar. Singkat, tapi pertemuan itu tampaknya terus terngiang di benak Jokowi.
“Dua bulan setelah pertemuan di Malang, saya mendapat panggilan dan menghadap beliau. Lalu diperintahkan menjadi Sesmil,” tutur Hadi saat berbincang dengan kumparan di ruangan kantornya di Kementerian Pertahanan, Jumat (13/1).
Pertemuan yang menjadi semacam nostalgia itu rupanya menggugah Jokowi untuk menarik Hadi ke Istana. Setelah menjadi Sesmil Presiden, karier Hadi melesat. Bertugas selama setahun, ia langsung dipromosikan menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan.
ADVERTISEMENT
Belum ada tiga bulan, Hadi yang merupakan jenderal bintang 3 langsung menjadi kandidat KSAU bersama Wakasau Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja dan Wakil Gubernur Lemhannas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito.
Seperti sudah diprediksi banyak pengamat dan anggota DPR, Hadi melenggang menjadi orang nomor satu di TNI AU.
Hadi Tjahjanto bersalaman dengan Presiden Jokowi. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Hadi Tjahjanto yang hari ini resmi menjadi KSAU memang bukan orang baru bagi Jokowi. Keduanya pertama kali saling kenal saat Hadi menjabat sebagai Komandan Pangkalan Udara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah.
Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Hadi menceritakan bagaimana keduanya sering berdiskusi. Selain karena urusan dinas, Hadi sering berkunjung ke rumah dinas Jokowi di Loji Gandrung hanya sekadar ngobrol ringan. Topik ekonomi seringkali menjadi pembahasan keduanya.
ADVERTISEMENT
Frekuensi obrolan di Loji Gandrung, kata Hadi, cukup sering, setidaknya sekali dalam sebulan. Lagipula, saban ada acara besar di Solo, Hadi sebagai Danlanud pasti hadir. Jokowi pun sering membantu Hadi jika ada perayaan atau acara TNI AU. Hadi menyebut Jokowi sering mengirim rombongan kesenian untuk membantu suksesnya acara TNI AU di Solo.
“Dulu tiap ada acara, beliau selalu bertanya, Pak Hadi ada kegiatan apa, nanti saya bantu tari-tarian. Atau kalau saya ada tamu pasti dijamu di Loji Gandrung,” tutur Hadi.
Kepala Staf Angkatan Udara Hadi Tjahjanto (Foto: Resnu Andika/kumparan)
Lahir di Malang, Jawa Timur, 8 November 1963, Hadi lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang kopral sementara ibunya adalah seorang penjual rujak cingur. Hadi kecil bercita-cita mengikut jejak sang ayah, mengabdi pada negara sebagai anggota TNI. Akhirnya Hadi mendaftar di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Lulus dari AAU pada tahun 1986, pengalaman operasi pertama Hadi adalah Operasi Rajawali di Papua (saat itu Irian Jaya) pada 1989-1991. Sebagai penerbang, ia bertugas mendaratkan pasukan Angkatan Darat serta memberikan dukungan logistik di perbatasan Papua dan Papua Nugini.
Medan berat di Papua, kata Hadi, cukup menguji kemampuan terbangnya. Selain cuaca yang cukup ekstrem, kondisi geografis Papua yang terdiri dari deretan gunung-gunung memberikannya pengalaman tersendiri.
“Di Papua saya belajar mendewasakan diri. Bagaimana agar tidak ada rasa emosi tiap terbang. Saat itu masih muda, tertantang sekali untuk terbang di cuaca ekstrem. Tapi saya harus menekan emosi,” tuturnya.
Selesai berdinas di Papua, Hadi menimba pendidikan di Sekolah Kesatuan Komando. Pendidikan ini wajib diambil untuk kenaikan pangkat dari kapten menjadi mayor. “Itu tahun 1994 dan saya mendapat yang terbaik,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ketika berpangkat mayor, Hadi mendapat kesempatan sekolah dari TNI di sekolah perang di Prancis atau Ecole de Guerre. Menimba pendidikan selama 1,5 tahun, Hadi mengaku mendapat banyak pelajaran soal perang. Mulai dari perencanaan, konsolidasi konflik hingga eksekusi perang. “Saya mendalami manajemen perang,” jelasnya.
Sepulang dari Prancis, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian di Kalijati. Setelah itu, ia justru menjadi dosen di Sekolah Kesatuan Komando bagi perwira yang akan naik jabatan dari pangkat kapten menjadi mayor.
Hadi kemudian ditugaskan menjadi Kepala Dinas Personalia di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang. Saat itu, ia berpangkat sebagai kolonel. Setelah itu, pria berusia 53 tahun ini kembali masuk ke divisi personalia TNI AU. Ia bertugas merencanakan perjalanan karier perwira TNI AU, mulai dari tamtama, bintara hingga perwira sampai perwira tinggi.
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Udara Hadi Tjahjanto (Foto: Resnu Andika)
Setahun menjabat di bagian personalia, ayah dua anak ini masuk ke Sesko TNI. Setelah itu, dia dipromosikan menjadi Komandan Lanud Adi Soemarmo, Solo, pada tahun 2010-2011.
Pada tahun 2011, Hadi menjabat sebagai Direktur Operasi dan Latihan Basarnas. Bertugas selama dua tahun, pria yang hobi membaca buku-buku perang ini kemudian menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU dari tahun 2013 hingga 2015.
Di tahun 2015, ia diangkat menjadi Komandan Lanud Abdulrachman Saleh. Karier Hadi makin moncer hingga kemudian diminta Jokowi menjadi Sesmil Presiden.
Menjalani tugas sebagai Sesmil Presiden dirasa berbeda oleh Hadi. Tugas utamanya beragam. Mulai dari pengangkatan perwira di lingkungan Istana, memberikan tanda jasa bagi TNI dan sipil serta memberikan gelar pahlawan hingga memastikan tugas pengamanan Presiden berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Hadi menyebut tugas pengamanan Presiden menjadi yang terberat. “Saya sebagai koordinator. Kalau yang bersifat administrasi bisa saya tinggal tapi kalau pengamanan Presiden tidak bisa ditinggal,” katanya.
Sebagai Sesmil, Hadi melekat pada Presiden. Ia juga bertanggung jawab dalam perjalanan Presiden baik ke dalam maupun luar negeri. Terkadang, ia sampai harus memastikan kondisi cuaca saat terbang. “Mungkin karena saya penerbang jadi tahu cuaca. Saya harus bisa membaca cuaca demi keselamatan Presiden,” katanya.
Pada Oktober 2016, Hadi diangkat menjadi Irjen Kemhan. Ia merasa bersyukur karena dapat bersinggungan langsung dengan proses pembuatan kebijakan di tubuh TNI. “Pengalaman di sini sangat luar biasa karena di sinilah kebijakannya,” ungkapnya.
Baru tiga bulan menjadi Irjen Kemhan, Hadi sudah diangkat Presiden menjadi KSAU. Tak pernah bermimpi menjadi KSAU, ia menyebut pencapaiannya sudah melebih ekspektasi. Dari seorang anak kopral, kini menjadi pimpinan tertinggi di TNI AU. Ketika ditanya soal peluang menjadi Panglima TNI, pria yang hobi lari pagi ini enggan berandai-andai.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak pernah membayangkan,” katanya.