Menjawab Ahmad Dhani, Pemprov Sudah Salurkan Dana Rp 18 M untuk Museum

4 Juli 2017 12:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Fatahillah (Foto: Jakarta Walking Tour)
zoom-in-whitePerbesar
Museum Fatahillah (Foto: Jakarta Walking Tour)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemprov DKI Jakarta kembali dikritik. Kritik datang dari Ahmad Dhani dalam kapasitas sebagai pendukung Anies-Sandi. Jakarta disebut lebih fokus membangun infrastruktur tapi melupakan pembangunan budaya dan peradaban seperti pengembangan museum.
ADVERTISEMENT
Benarkah pernyataan Ahmad Dhani ini? Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Sri Kusumawati, mengatakan saat ini Pemprov DKI mengelola sebanyak 10 museum.
Museum tersebut adalah Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Bahari, Museum Joang 45, Museum Tekstil, Museum Prasasti, Museum MH Thamrin, Museum di Taman Arkeologi Pulau Onrust, dan Museum Sejarah Nasional di Monas.
Sri menegaskan Pemprov DKI memiliki program tersendiri untuk museum-museum yang dikelola.
"Di museum-museum itu dilakukan kegiatan renovasi gedung museum, pemeliharaan gedung dan perawatan koleksi museum," ujar Sri kepada kumparan (kumparan.com), Selasa (4/7).
Ia mencontohkan di Museum Sejarah Jakarta misalnya, saat ini Pemprov DKI tengah melakukan penataan mengenai pameran koleksi museum. Penataan tata pamer termasuk pembuatan vitrin untuk memajang koleksi, pengadaan pendingin ruangan dan alat pengatur kelembapan serta kelengkapan ruang pamer museum. Penataan kembali koleksi-koleksi yang akan dipamerkan ditargetkan selesai tahun ini.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari APBD DKI Jakarta yang bisa diakses melalui situs, pada tahun 2016, Pemprov DKI mengalokasikan Rp 18.867.621.829,- untuk pengelolaan museum kesejarahan yang dikelola Pemprov DKI. Dari dana tersebut digunakan misalnya untuk pengadaan dan pemeliharaan koleksi sebesar masing-masing sekitar Rp 100 juta.
Ada juga alokasi untuk penataan tata pamer Museum Sejarah Jakarta sekitar Rp 9 miliar. Sri mencontohkan untuk tahun 2017, penataan pamer tetap di Museum Sejarah Jakarta saja memakan biaya Rp 8 miliar sementara perawatan gedung mencapai Rp 1 miliar.
"Untuk program pengembangan Kota Tua, dananya terpisah lagi," tuturnya.