Netty Heryawan Anggap Semua Pesaing di Pilgub Jabar Berat

30 April 2017 23:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Netty Prasetiyani, istri Aher. (Foto: Facebook Netty Prasetiyani Tiga)
Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Heryawan, digadang-gadang menjadi calon kuat Pilgub Jabar pada 2018. Meski belum resmi diusung partai, Netty menilai semua kandidat yang dikaitkan dengan Pilgub Jabar adalah pesaing yang berat.
ADVERTISEMENT
"Semua berat. Semuanya saya anggap memiliki kemampuan berbeda satu sama lain. Ada misalnya yang memiliki popularitas yang sangat bagus karena main di berbagai platform. Ada yang secara kemampuan memadai. Jadi saya pikir semua kandidat harus diperhitungkan," ujar Netty saat ditemui wartawan seusai perayaan ulang tahun PKS di Hotel Grand Sahid, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (30/4).
Netty melihat setelah Jakarta, maka pertarungan sebenarnya akan berlangsung di Jabar. Partai-partai besar seperti Golkar atau PDIP, kata dia, juga sudah merasakan jatuh bangun berperang di Jabar.
"Golkar, PDIP kan semuanya sudah punya pengalaman yang jatuh bangun, jungkir balik. Tinggal lihat nanti, pertarungan yang sesungguhnya kan ada di Jabar. Setelah efek DKI selesai, pasti di Jabar menjadi the real battle," lanjut Netty.
ADVERTISEMENT
Netty, Deddy Mizwar, Aher (Foto: Instagram @deddy_mizwar)
Mengenai persaingan, Netty mengatakan siapa yang bisa menjual ide dan gagasan dialah yang bakal memimpin Jawa Barat lima tahun ke depan.
"Jawa Barat kan provinsi terbesar di Indonesia, memang kita butuh figur-figur yang memang bisa lakukan kontestasi gagasan. Siapa yang bisa mengusung prinsip keberlanjutan pembangunan, siapa yang bisa melanjutkan pondasi pembangunan yang dibangun pemimpin sebelumnya, tentu itu yang diinginkan masyarakat," lanjut Netty.
Mengenai kesiapan, Netty siap bila nantinya PKS mengusung dirinya untuk maju menjadi Pilgub Jawa Barat 2018.
"Kalau kita bicara normatif, setiap warga negara berhak untuk dicalonkan atau diusung dalam perhelatan demokrasi. Jadi saya pikir selama mekanismenya ada di peraturan di perundangan kita, termasuk juga konfigurasi politiknya memungkinkan, ada koalisi yang terbentuk untuk mengusung, termasuk ada dukungan dari masyarakat, ya insyaallah kenapa tidak," tutup Netty.
ADVERTISEMENT
Baca juga: