Peluang 3 Poros di Pilpres 2019 Terbuka: Jokowi, Prabowo, SBY

27 Juli 2017 16:44 WIB
SBY, Jokowi, dan Prabowo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan, Antara/Hafidz Mubarak A, dan Reuters/Beawiharta)
zoom-in-whitePerbesar
SBY, Jokowi, dan Prabowo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan, Antara/Hafidz Mubarak A, dan Reuters/Beawiharta)
ADVERTISEMENT
Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto nanti malam memanaskan peta politik Tanah Air meski pemilu presiden baru dihelat dua tahun mendatang. Sinyal koalisi, tak ayal, dikaitkan dengan pertemuan yang akan digelar di Cikeas, Gunung Putri, Jawa Barat tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski Demokrat dan Gerindra saling mengirim sinyal koalisi, namun, belum tentu Pilpres 2019 akan terdiri dari dua pasangan calon. Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai nantinya pilpres 2019 akan diisi oleh 3 poros, Jokowi, Prabowo dan SBY.
"Meski nanti malam ada pertemuan SBY-Prabowo, saya tetap melihat di 2019, akan ada tiga yang bersaing, Jokowi, Prabowo, dan SBY," tutur Qodari kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (27/7).
Alasannya, menyatukan sosok Prabowo dan SBY tak mudah. Qodari mencontohkan saat Pilgub DKI, koalisi SBY dan Prabowo dengan mengusung satu calon untuk mengalahkan Ahok tak terjadi. Selain itu, dalam peta politik nasional, SBY dan Prabowo sebagai ketum partai, tak karib-karib amat.
Prabowo dan SBY. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo dan SBY. (Foto: Dok. Istimewa)
"Belajar dari Pilkada Jakarta, tak mudah menyatukan dua tokoh ini. Masing-masing punya ego. Dalam konteks ini juga terjadi," katanya.
ADVERTISEMENT
"Prabowo kalau mau maju, tidak usah menggandeng Demokrat atau PAN. Mereka dengan PKS juga sudah cukup," lanjut Qodari.
Poros pertama, kata dia, adalah capres yang diusung oleh Gerindra-PKS. Poros ini sudah hampir dipastikan akan mengusung Prabowo sebagai capres. kemungkinan besar, cawapres akan diambil dari PKS.
Secara perolehan kursi, Gerindra dan PKS sudah memenuhi syarat pencalonan Presiden yaitu 20 persen dari total kursi di DPR atau 25 persen dari total suara nasional.
"Wakilnya itu kemungkinan besar dari PKS atau calon yang didukung PKS. PKS punya kecenderungan seperti ini dan mereka sepertinya akan ngotot cawapres yang diusung adalah kader mereka," ujarnya.
SBY bernyanyi di kampanye Agus-Sylvi (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
SBY bernyanyi di kampanye Agus-Sylvi (Foto: Nikolaus Harbowo/kumparan)
Poros kedua, capres yang akan diajukan oleh Demokrat. Qodari memprediksi Demokrat akan menggandeng PAN karena kedekatan politik selama ini. Namun, karena suara belum cukup, maka SBY akan menggandeng partai lain. Kemungkinan besar, partai yang akan diajak berkoalisi adalah salah satu partai yang saat ini berada di koalisi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Qodari memprediksi partai yang akan diajak bergabung adalah PKB. Selain faktor historis dan kedekatan di masa lalu, PKB hingga saat ini belum menyampaikan dukungannya kepada Jokowi di Pilpres 2019. Berbeda dengan PPP, Nasdem, atau Golkar.
"SBY bisa saja memajukan Agus atau calon lain yang saat pilpres elektabilitasnya sedang naik. Nanti repotnya di cawapres. Karena harus memilih antara PAN atau PKB sebagai pendamping Agus. Rumitnya di situ dan bisa saja deadlock," ujarnya.
Jokowi dan Mega berbincang serius usai pelantikan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Mega berbincang serius usai pelantikan (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Kubu terakhir yaitu partai yang mengusung Jokowi sebagai capres. Kemungkinan besar, Golkar, PPP, Nasdem, Hanura, dan PDIP. Karena capres yang dipilih sudah pasti Jokowi, maka poros ini hanya tinggal memilih cawapresnya.
Qodari memprediksi, cawapres bisa dari partai pendukung atau dari luar partai. Menurut dia, pemilihan cawapres akan menjadi fase yang rumit di antara para partai pendukung Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Ini agak sulit nanti merumuskan cawapresnya. Dari partai pendukung atau dari luar partai. Kalau dari luar partai kan ada nama Gatot Nurmantyo atau Sri Mulyani. Semua kemungkinan itu masih ada," ujarnya.
Pertemuan lama SBY dan Jokowi (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan lama SBY dan Jokowi (Foto: AFP)