Titiek Soeharto Minta Novanto Mundur dari Ketua DPR dan Ketum Golkar

11 Agustus 2017 16:48 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
GMPG bertemu Titiek Soeharto (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
GMPG bertemu Titiek Soeharto (Foto: Wahyuni Sahara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) sore ini berkonsultasi dengan Wakil Ketua Dewan Pakar Titiek Soeharto untuk membahas kondisi partai setelah Setya Novanto ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan, Titiek menegaskan sebaiknya Novanto berinisiatif mengundurkan diri sebagai ketum demi menjaga kelangsungan Partai Golkar. Putri Presiden kedua Indonesia Soeharto ini juga meminta Novanto untuk mundur dari partai berlambang beringin tersebut.
"Sebagai anggota DPR, sebagai anggota Golkar, saya merasa prihatin. Rasanya untuk kebaikan Golkar ke depan dan menjaga marwah DPR, saya mengharapkan agar ketua DPR bisa berbesar hati untuk mengundurkan diri," ujar Titiek usai pertemuan dengan GMPG di Wisma Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).
"Ini tentunya merupakan masalah besar buat kami maupun buat DPR sendiri. Kami sangat prihatin," lanjutnya.
Setya Novanto pimpin sidang RUU Pemilu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Setya Novanto pimpin sidang RUU Pemilu (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Titiek menilai KPK tidak mungkin salah dalam menentukan status tersangka kepada Novanto. Sehingga agar Golkar dan DPR tidak dihujat publik, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah meminta Novanto mundur dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
"Jadi supaya DPR ini tak dihujat masyarakat dan Golkar juga bisa jalan lebih baik lagi. Supaya Pak Novanto bisa fokus untuk menyelesaikan masalah hukumnya dan saya rasa beliau bisa membuktikan kalau beliau memang tak bersalah," ujarnya.
Anggota DPR ini menyatakan citra Golkar tentunya harus baik khususnya menghadapi pemilu di tahun 2019. Apalagi, Golkar mengusung Presiden Joko Widodo sebagai calon di Pilpres 2019.
Jika citra Golkar makin terpuruk karena Novanto tak mau mundur, maka elektabilitas partai pasti akan terus turun. "Partai Golkar punya suara yang besar. Kalau sekarang kita tidak cepat ambil tindakan, dipimpin oleh ketua yang bermasalah, ini akan memberatkan partai," tuturnya.
"Nantinya Golkar yang kita harapkan presentase dua digit nanti malah menjadi satu digit. Ini sama sekali tidak kita inginkan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT