Wapres JK Tegaskan Tak Ikut Pilpres Lagi Tahun Depan

26 Oktober 2017 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tawa Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Tawa Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla bicara soal Pilpres 2019. Ia menyebut tak akan ikut lagi dalam pilpres yang akan dihelat 2 tahun yang akan datang. Alasannya, JK sudah ikut pilpres sebanyak 3 kali.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakannya saat membuka Musyawarah Nasional Institut Harkat Negeri (IHN) Di Istana Wakil Presiden. Alasan lain, adalah karena umur dan peraturan di undang-undang sudah tak memungkinkan dirinya ikut lagi.
"(Tahun depan?) Oh ndak-ndak lagi. Pertama umur kedua sesuai UUD yang mengatakan Presiden, Wakil Presiden tak boleh menjabat dua kali. Kata JK di Istana Wapres, Kamis (26/10).
"Di situ tak ada kata berturut turut. Cuma hanya dia boleh sekali lagi. Kalau ada kata berturut-turut saya tidak maju lagi, jadi tidak akan. Pasal 7 itu tidak ada kata berturut turut," canda JK sambil terkekeh.
Ia juga cerita soal situasi politik yang biasa berubah-ubah jelang pemilihan umum baik pilkada maupun pilpres. Di samping banyak pihak yang khawatir karena Indonesia akan memasuki tahun politik. Ia juga membeberkan alasan pilkada yang selalu diwarnai ketegangan.
ADVERTISEMENT
"Pilkada itu tidak pernah ribut, tahun 2015 yang ribut hanya di Tarakan, tahun ini yang ribut cuma di Tolikara. Cuma itu sih. Kenapa pilkada tidak pernah ribut orang karena itu calon-calon didukung saling silang tidak jelas," katanya.
"Hari ini koalisi Golkar dengan PDIP besok yang berlawanan di kabupaten lain. Tempat lain yang bersamaan lagi. Jadi yang ada konflik horisontal. Biasanya yang ada marah teman-temannya itu. Apa itu, sistem suksesi yang kalah biasanya. Kalau itu sih tidak pernah ada yang kacau," ujar JK.
Untuk itu, ia meminta peserta pemilu (parpol) melengkapi persyaratan pemilihan umum. Namun begitu JK yakin bahwa ketegangan tersebut tak akan menyebabkan konflik besar berkaca pada pengalamannya dalam pemerintahan.
ADVERTISEMENT
"Pertama di samping syarat-syaratnya juga penting. Jadi politik itu intensif berlangsung, demokratis dengan sedikit tegang, tapi tidak terjadi konflik-konflik besar. Itu kita alami, kurang lebih 10 tahun, 4, 3 kali," pungkasnya.