UPI Mendukung Inovasi Pendidikan selama Pandemi dengan Pelatihan Chatbot

yuni
Dosen Teknik Komputer Universitas Pendidikan Indonesia
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2021 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari yuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Segenap civitas akademia UPI Cibiru menyelenggarakan pelatihan chatbot. Foto: dokumen pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Segenap civitas akademia UPI Cibiru menyelenggarakan pelatihan chatbot. Foto: dokumen pribadi.
ADVERTISEMENT
Grafik kasus COVID-19 yang masih naik turun di Bandung membuat Kementerian Pendidikan, Pemerintah Daerah, maupun pihak sekolah masih tarik-ulur dalam mengambil keputusan untuk memulai pembelajaran onsite. Di sisi lain, pembelajaran online mulai memasuki titik jenuh karena beberapa permasalahan, seperti keterbatasan kuota internet, keterbatasan ruang dan waktu selama pembelajaran, kualifikasi pengajar yang belum merata, serta tingkat pemahaman yang berbeda dari setiap siswa. Interaksi yang sangat terbatas antara guru dan siswa selama pembelajaran online menjadi pangkal dari permasalahan-permasalahan di atas. Tanggap dampak COVID-19 yang juga dialami bidang pendidikan selama pandemi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus di Cibiru menyelenggarakan pelatihan pembuatan media belajar interaktif dengan memanfaatkan teknologi chatbot bagi para Guru SMA dan SMK di Bandung. Diyakini, teknologi yang sudah tidak asing di tengah-tengah kita ini, dapat mengatasi permasalahan komunikasi antara siswa dan guru selama pembelajaran online.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan pelatihan dasar telah digulirkan pada Sabtu, 25 September 2021 secara virtual dengan dihadiri oleh 28 guru SMA dan SMK di Bandung. “Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi antara Program Studi Teknik Komputer dan Rekayasa Perangkat Lunak UPI Cibiru,” ungkap Mochamad Iqbal Ardimansyah selaku Ketua Pelaksana Pelatihan. Beliau juga menyampaikan bahwa selain mendapatkan materi yang komprehensif dari para ahli di bidangnya, peserta pelatihan juga akan mendapatkan pendampingan nantinya sebanyak dua kali.
Selanjutnya, menurut Ketua Program Studi Teknik Komputer, Deden Pradeka, sangat penting bagi seorang guru untuk terus berjalan beriringan dengan perkembangan teknologi. “Teknologi memang tidak akan bisa menggantikan seorang guru. Tetapi, guru yang tidak mengikuti dan memanfaatkan kemajuan teknologi pasti akan tertinggal atau bisa jadi tergantikan,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan pernyataan Deden, Yunus Abidin, dari Multiliterasi Foundation, sebagai pemateri pengantar pada pelatihan tersebut menambahkan bahwa kemampuan digital literasi sangat penting di era revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sekarang ini, dimana orientasi pendidikan sudah bergeser. “Kalo anak-anak sekarang diminta duduk diam di kelas hanya mendengarkan penjelasan kita mungkin akan tidur karena dianggap membosankan. Kenapa? Karena setiap harinya mereka sudah berinteraksi dengan beragam media digital yang dianggap lebih menarik seperti smartphone, Google, atau Youtube. Itulah pentingnya kita sebagai pengajar untuk membekali diri dengan digital literasi,” tuturnya. Digital literasi artinya, kemampuan untuk menggunakan media digital yang tersedia di sekitar kita. Yunus juga memaparkan, berdasarkan hasil surveinya terhadap para guru, ternyata 83% dari mereka masih bingung menentukan bentuk pembelajaran online yang cocok selama pandemi.
Presentasi Yunus Abidin tentang pentingnya digital literasi. Foto: dokumen pribadi.
Chatbot yang merupakan teknologi robot cerdas atau artificial intelligence yg dapat melakukan komunikasi atau percakapan layaknya manusia ini, digadang-gadang dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran online yang interaktif. Teknologi chatbot sendiri bisa berbasis teks maupun suara. Sebagai pemateri pertama pada pelatihan ini, Galuh Koco Sadewo menjelaskan bahwa chatbot memang awalnya diterapkan untuk beberapa bidang yang membutuhkan asistensi 24/7 hari seperti customer service. Kemudian, chatbot semakin populer setelah meledaknya penggunaan media sosial. Kini, teknologi ini juga dapat digunakan oleh para guru untuk merespon pertanyaan-pertanyaan siswa yang sifatnya setipe selama 24 jam. "Kalo ada yang ketinggalan materi karena paket datanya habis misalnya, siswa dapat bertanya atau mengakses materi kapanpun, mau pagi-pagi, atau tengah malam sekalipun, seketika dia sudah mendapatkan paket data kembali hanya dengan chatting ke chatbot," ujar Galuh. Co-founder dari Botika.online, salah satu chatbot developer itu juga menunjukkan salah satu produk unggulannya, yaitu Zenbot, yang sudah diaplikasikan di salah satu bimbel online ternama di Indonesia, Zenius.
ADVERTISEMENT
Memperkuat penjelasan Galuh, Wira Pradana, yang merupakan co-founder dari Eva.id sekaligus pemateri kedua pada pelatihan tersebut, menambahkan bahwa chatbot juga dapat digunakan untuk membantu pelayanan administrasi dan konseling sekolah. Dipandu oleh Wira, peserta pelatihan langsung mencoba penggunaan aplikasi chatbot yang terintegrasi dengan Whatsapp. Peserta ditunjukkan bagaimana mudahnya membangun chatbot untuk sekolah tanpa perlu instalasi aplikasi tambahan ataupun kemampuan pemrograman sebelumnya. Sekolah hanya perlu mengalokasikan satu nomor hp yang belum pernah terdaftar Whatsapp sebelumnya, dan admin sekolah hanya perlu mengatur keywords, dan daftar pertanyaan serta jawabannya. Peserta juga dapat memilih jawaban yang diberikan chatbot dalam bentuk teks, foto, ataupun video. Selain Whatsapp, chatbot pada dasarnya dapat diintegrasikan pada media sosial apapun seperti Line, Telegram, Twitter, dan Instagram.
Presentasi tentang teknologi Chatbot untuk berbagai keperluan sekolah. Foto: dokumen pribadi.
Pelatihan tersebut mendapat respon yang baik dari para peserta. Banyak yang berharap kegiatan pelatihan seperti ini dapat diselenggarakan lagi secara berkala sehingga para guru mendapatkan kesempatan untuk upgrade skill agar mampu bersaing di era yang serba canggih ini. Selebihnya, pelatihan seperti ini juga diharapkan dapat mencetus terbentuknya komunitas guru yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing di Bandung.
ADVERTISEMENT