Jangan Makan Terlalu Cepat Jika Tak Ingin Alami Gangguan Kesehatan Ini

18 November 2017 11:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makan pizza. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makan pizza. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat sedang terburu-buru, biasanya semua hal akan diselesaikan dalam waktu cepat, termasuk ketika tengah menyantap sebuah hidangan. Umumnya, seseorang akan terpaksa menghabiskan seluruh makanannya hanya dalam hitungan menit.
ADVERTISEMENT
Padahal, makan terlalu cepat bisa membuat seseorang tersedak. Tak hanya itu, semakin cepat makan, maka semakin besar kemungkinan kamu untuk makan berlebihan yang bisa memicu obesitas.
Sebuah studi terbaru juga menunjukkan hasil yang sama. Makan cepat bisa menyebabkan peningkatan kadar kalori dalam tubuh.
Dilansir Boldsky, mengunyah terlalu cepat dapat mengembangkan sindrom metabolik atau meningkatkan risiko obesitas. Siapapun tak ingin mengalami hal ini, bukan?
Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan jika makan cepat akan menyebabkan fluktuasi kadar gula secara tiba-tiba. Hal ini akan mengakibatkan resistensi insulin, di mana kondisi saat insulin tidak lagi dapat bekerja dengan semestinya.
Penelitian ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2008 dan diprakarsai oleh tim ilmuwan dari Universitas Hiroshima, Jepang. Di awal penelitian, para ilmuwan yang melibatkan 642 pria dan 441 wanita dengan usia rata-rata 51 tahun mendapatkan hasil yang menunjukkan, jika tak ada satu pun dari mereka yang memiliki sindrom metabolik.
Jadwal makan harus teratur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jadwal makan harus teratur. (Foto: Thinkstock)
Selama lima tahun, seluruh responden dibagi menjadi tiga kategori dengan tingkat kecepatan makan yang berbeda, yaitu lambat, normal dan cepat.
ADVERTISEMENT
Lima tahun berlalu, para peneliti menemukan hasil temuan terbaru yang menunjukkan, sebanyak 11,6 persen responden yang makan dengan cepat mengalami sindrom metabolik. Angka ini tentu lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang makan dengan kecepatan normal (6,5 persen) dan lambat (2,3 persen).
Sindrom metabolik adalah kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan seperti diabetes, obesitas atau penyakit jantung. Para peneliti juga mengkaitkan makan cepat dengan kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, serta kadar glukosa darah yang tidak stabil.
Berdasarkan penelitian yang pernah dipresentasikan di America Heart Association's Scientific Sessions 2017, saat kamu meluangkan waktu untuk mengunyah secara perlahan-lahan, maka otak akan mengalirkan perasaan kenyang kepada tubuh, sehingga kamu akan berhenti makan lebih awal. Cara ini juga akan mencegah kamu untuk makan berlebihan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, saat kamu mengunyah lebih cepat, otak diperkirakan tidak mampu untuk memproses perasaan rasa kenyang dari makanan yang kamu makan. Maka dari itu, kamu akan terus merasa lapar yang memicu tubuh ingin mendapat asupan makanan lebih banyak.
Demi mencegah semua masalah kesehatan tersebut, para ahli menyarankan agar masyarakat makan secara perlahan. Karena bagaimanapun, budaya makan dengan tenang telah diajarkan oleh orang tua kita sejak dulu.