Menunggu Matahari Terbit Sambil Menyusuri Pasar Terapung Banjarmasin

27 April 2017 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Masih ingat dengan iklan legendaris sebuah stasiun televisi swasta yang menampilkan seorang nenek yang mengacungkan jempol sembari berjualan di sebuah pasar terapung?
ADVERTISEMENT
Jika kamu sering menonton televisi pada era 90-an, kumparan yakin kamu semua pasti ingat.
Pada Selasa (26/4) lalu, kumparan bersama POP! Hotel berkesempatan untuk mengunjungi pasar terapung yang popularitasnya sudah mendunia tersebut.
Berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, terdapat dua pasar terapung asli yang jadi lokasi syuting stasiun televisi swasta tersebut. Adalah Pasar Apung Muara Kuin dan Pasar Apung Lok Baintan.
Namun Pasar Apung Muara Kuinlah yang menjadi latar di mana sang nenek mengacungkan jempolnya ke udara.
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Kedua pasar terapung ini terletak di Sungai Martapura yang sangat luas dan panjang. Sungai Martapura sendiri jadi sungai ikonik yang melingkupi seluruh Banjarmasin. Panjangnya 26,066 meter dan memiliki lebar 40 - 211 meter. Luar biasa!
ADVERTISEMENT
Maka tidaklah mengherankan, Sungai Martapura jadi sumber kehidupan bagi warga Banjarmasin. Warga aslinya bepergian dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan sampan atau perahu.
Namun karena keterbatasan waktu dan jarak, kumparan hanya sempat mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan saja.
Untuk bisa menyaksikan seru dan menariknya kesibukan pasar terapung, kamu harus rela sedikit berkorban dengan bangun subuh. Kamu harus sudah memulai perjalanan menuju pasar pada pukul lima pagi.
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Semua karena geliat aktivitas pasar yang dimulai sejak pukul lima dan berakhir pada pukul delapan pagi. Dari pusat kota Banjarmasin, kamu membutuhkan waktu selama 40 menit hingga satu jam untuk tiba di pasar terapung yang terletak di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar ini.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa menaiki perahu tradisional Banjarmasin bernama kelotok. kumparan sendiri memulai perjalanan di dermaga kecil yang terletak persis di Soto Banjar Bang Amat. Langit masih gelap kala itu.
Untuk menyewa kelotok dengan kapasitas 25 orang, kamu harus merogoh kocek sebesar Rp 350 ribu di hari biasa dan Rp 450 ribu di hari libur.
Kelotok sendiri merupakan perahu motor berukuran cukup besar dengan langit-langit rendah. Untuk bisa memasuki kelotok, kamu harus merangkak dan hanya bisa duduk selama perjalanan.
Jika kamu memiliki nyali yang cukup, kamu bisa duduk pada area terbuka belakang kelotok atau bahkan menaiki atap kelotok yang terbuat dari kayu. Bagi pecinta alam, perjalanan menyusuri sungai selama kurang lebih satu jam tersebut tak akan terasa. Karena kamu akan sibuk mengamati keindahan alam serta aktivitas warga yang memiliki rumah di sepanjang bantaran sungai Martapura.
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Sungguh unik. kumparan terpesona dengan kesederhanaan dan kepraktisan hidup yang dimiliki oleh warga asli Banjarmasin. Di sepanjang jalan, pada sisi kanan dan kiri sungai berjejer rumah kayu dan warung milik penduduk.
ADVERTISEMENT
Warga Banjarmasin rata-rata memiliki kamar mandi bambu yang 'menyatu dengan alam' dan terletak di depan rumah.
Mandi, mencuci baju, menggosok gigi, buang air, hingga mencuci beras di pinggir sungai merupakan pemandangan lumrah yang akan kamu jumpai kala menyusuri Sungai Martapura.
Keasyikan menikmati pemandangan dan suasana sekitar membuat kumparan terlena, hingga tanpa disadari kelotok sudah memasuki keramaian pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan.
Ditemani sinar mentari pagi yang masih bersinar temaram, terlihat ramainya ibu-ibu berusia paruh baya yang mengayunkan dayungnya dengan bersemangat menyambut setiap rombongan yang tiba. Dengan sampan kecilnya, pedagang tersebut membawa aneka barang dagangan.
Ada sayur, aneka buah, sembako, jajanan pasar, hingga souvenir khas Banjarmasin seperti topi dan tas anyaman tradisional. Sungguh berwarna!
ADVERTISEMENT
Buah yang paling jamak ditemui adalah buah mentega nan ranum, pisang, jeruk, pepaya, hingga sirsak. Juga ada yang menjual cabe rawit super pedas yang sudah dipaketkan dalam sebuah tas anyaman kecil.
Sedangkan untuk sembako, ada telur, mi instan, minyak goreng, teh, hingga beras. Jajanan pasar khas Banjarmasin pun tersedia lengkap. Ada kue cincin, nasi kuning, nasi haruan, kraraban, kekicak, gagatas, lapis kakao, dan masih banyak lagi.
kumparan sendiri mencicipi manisnya kue cincin yang dijajakan oleh seorang ibu paruh baya. Harganya pun terjangkau. Untuk empat kue bisa kamu dapatkan dengan harga Rp 5000 saja. Selain itu, jeruk yang dijajakan juga memiliki rasa yang manis alami. Begitupun dengan buah pisangnya.
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Penasaran dengan sensasi duduk di atas kapal dan turut menjajakan dagangan? Bisa!
ADVERTISEMENT
Kamu hanya perlu pintar-pintar dalam bernegosiasi dengan para pedagang tersebut. Kamu bisa membeli barang dagangannya dan memberikan tip, atau bahkan langsung menanyakan berapa biaya yang harus kamu keluarkan untuk turut duduk dan berfoto di atas sampan.
kumparan sendiri memilih untuk membeli sebuah topi anyaman khas Banjarmasin seharga Rp 10 ribu, dan memberi tip sebesar Rp 5 ribu untuk duduk di atas sampan selama beberapa saat. Sampan tersebut amat stabil meski kamu banyak bergerak kala duduk di atasnya.
Setelah puas berfoto, kumparan kembali menaiki kelotok semula. Awak kapal yang menemani, Badrudin, menjelaskan bahwa situasi pasar pagi ini tak seramai biasanya. Ini dikarenakan arus sungai yang cukup deras pagi itu.
ADVERTISEMENT
"Biasanya lebih ramai lagi, bahkan kelotok pun bisa susah lewat karena penuhnya," ujar pria berusia 40-an tahun tersebut.
Untungnya, hampir setiap hari ada saja turis yang berkunjung. Baik dari mancanegara maupun lokal.
Pasar Lok Baintan (Foto: Stephanie Elia/kumparan)
Namun jika sedang sepi pengunjung, tak masalah. Para pedagang akan menyiasati hal tersebut dengan melakukan sistem barter atau saling bertukar satu sama lain.
Memasuki pukul setengah delapan, banyak pedagang mulai pulang untuk kembali ke kediaman masing-masing. kumparan pun memutuskan untuk turut kembali ke pelabuhan semula.
Perjalanan pulang terasa lebih cepat, karena kelotok mengikuti arus sungai Martapura. Sungguh merupakan pengalaman yang berkesan.
Jika kamu suatu hari hendak berkunjung ke Banjarmasin, pasar terapung merupakan sebuah destinasi wisata yang tak boleh terlewat!
ADVERTISEMENT