news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Filipina Menggunakan Teknologi Blockchain Untuk P2P Trading Dalam Pasar Listrik

Andika Dwi Pradityo
Saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2022 22:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andika Dwi Pradityo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pasar Listrik di Filipina. Foto:pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasar Listrik di Filipina. Foto:pixabay.com
ADVERTISEMENT
Masa depan market listrik di Filipina terletak pada adanya teknologi blockchain. Pasar pada negara tersebut telah membenarkan bahwa pada saat ini mereka sedang menjajaki integrasi teknologi. Independent Electricity Market Operator Philipines (IEMOP) sedang mengerjakan penawaran secara berjangka untuk Wholesale Electricity Spot Market (WESM) yang telah beroperasi sejak tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Media lokal Manila Bulletin melaporkan bahwa IEMOP sedang mencari peraturan definitif dari Securities and Exchange Commission (SEC) tentang penawaran tersebut.
“Saat ini, kami sedang dalam pembicaraan dengan SEC mengenai legalitas pengoperasian pasar forward di Filipina. Sesuai diskusi terakhir kami dengan SEC, mereka belum memiliki aturan untuk perdagangan CFD di Filipina, jadi saat ini merupakan prasyarat bagi kami untuk mendorong pasar ke depan, ”kata organisasi tersebut kepada media lokal tersebut.
Jika disetujui oleh SEC, maka pasar berjangka akan didukung menggunakan teknologi blockchain. Chief Operating Officer IEMOP Robinson P. Descanzo mengungkapkan bahwa organisasi tersebut.
“Mempelajari perdagangan blockchain listrik, sebagai fitur akhir dari pasar spot domestik.”
“Melalui perdagangan energi peer-to-peer (P2P) yang diaktifkan blockchain atau direvolusi secara digital, yang disebut prosumer yang menghasilkan catu daya mereka sendiri sudah dapat menjual kelebihan pembangkit listrik mereka ke konsumen lain,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan supply dari bahan bakar fosil semakin menipis membuat banyak kalangan mengadopsi sumber energi terbarukan. Hal ini menyebabkan munculnya para prosumer energi yang menjual kelebihan dari produk yang mereka tawarkan. Untuk mengakomodasi hal tersebut diperlukannya sistem yang terdesentralisasi dari konsumen dan produsen dalam jaringan lokal. Oleh karena itu, menjadikan teknologi blockchain sangat ideal guna mendukung sistem tersebut.
Hingga saat ini, telah ada beberapa project yang bertujuan untuk memasuki pasar ini seperti Mitsubishi Electric dan Institute Technology Tokyo. Di mana mereka telah mengembangkan solusi energi perdagangan blockchain pada tahun 2021. Hal yang dilakukan dengan tujuan yaitu merancang sistem perdagangan P2P dan menangani penelitian serta pengembangan teknologi blockhain.