kumplus-Opini- Andina Dwifatma

Karena Kita Semua Butuh Pendengar

Andina Dwifatma
Andina menerbitkan novel Semusim, dan Semusim Lagi (2013) dan Lebih Senyap dari Bisikan (2021). Ia juga mengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi, Unika Atma Jaya.
24 Oktober 2022 15:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Awalnya saya sekadar penasaran apa arti kata "salty" yang berseliweran di Twitter. “No salty, please,” demikian beberapa akun berpesan di akhir twit mereka. Rasa ingin tahu ini kemudian membawa saya pada lebih banyak istilah dan akronim lain yang seru, serta kenyataan bahwa curhat kepada orang asing saat ini tampaknya sudah menjadi norma.
Tema curhat melalui akun-akun base menfessmention dan confess—sangatlah beragam. Pengirim (biasanya dipanggil “nder” dari kata “sender”) memposting pertanyaan dan curhatan seputar pacaran, karier, diet, perawatan kulit, sampai seks. Ada base khusus untuk setiap tema dan masing-masing base punya aturan sendiri-sendiri mengenai tata cara curhat di sana.
Sering kali, pertanyaan atau curhatan yang dikemukakan bersifat amat pribadi. Hal-hal yang dulu disimpan rapat-rapat dalam buku harian, digembok kalau perlu, sekarang diajukan dengan bebas di hadapan warganet. Permasalahan seperti diselingkuhi pacar padahal sudah telanjur memberikan segalanya atau ditipu teman kencan saat kopi darat dibuka selebar-lebarnya bagaikan buku perpustakaan yang bisa dibaca siapa saja.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten