
Marilah kita awali perbincangan kali ini dengan mengucap syukur karena kesalahpahaman tentang definisi generasi milenial agaknya semakin berkurang. Orang mulai sadar “milenial” tidak identik dengan generasi muda yang mampu mendisrupsi segalanya. Saat ini milenial tertua berusia sekitar 41 tahun dan yang termuda 27 tahun. Alih-alih mendisrupsi industri, milenial sedang sibuk membandingkan bunga KPR dan cara mengatasi lower back pain.
Sorot lampu panggung pun berpindah ke generasi Z, kelompok umur yang tengah kerap dijadikan bahan nyinyiran dan bercandaan tongkrongan karena dipandang “lembek”. Gen Z sendiri mengacu pada mereka yang lahir setelah 1996 dan sebelum 2013, artinya saat ini berkisar pada umur 10-26 tahun. Dengan demikian, anak-anak SMP, SMA, mahasiswa, dan mereka yang baru 2-3 tahun bekerja, termasuk kategori ini.
Berbagai riset menyebut karakter gen Z penuh dengan kontradiksi. Mereka generasi yang paling punya akses terhadap apa pun, tapi arus informasi berlimpah ini malah membuat mereka mudah resah. Mereka paling terhubung dengan adanya media sosial dan aplikasi chat, tapi justru paling kesepian. Ekonom Inggris Noreena Hertz menyebut gen Z sebagai “... selfie-taking yet unselfish, connected yet lonely, anxious yet pragmatic, risk-averse yet entrepreneurial.”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814