PM Lebanon Ungkap Alasannya Sampaikan Pengunduran Diri di Arab Saudi

13 November 2017 9:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Lebanon Saad al-Hariri (Foto: Jamal Saidi/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
PM Lebanon Saad al-Hariri (Foto: Jamal Saidi/Reuters)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri akhirnya buka suara mengenai kondisinya di Arab Saudi. Hariri berada di Saudi sejak pekan lalu dan menyampaikan pengunduran dirinya sebagai PM Lebanon di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancaranya dengan media di Saudi, Hariri menyebut kondisinya di negara itu baik dan bebas. Pernyataan tersebut disampaikan untuk merespons komentar Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang menyebut Hariri disandera pemerintah setempat dan dilarang pulang ke Lebanon.
"Saya bebas di sini, jika saya mau pergi besok, saya bisa melakukannya," ucap Hariri seperti dikutip dari AFP, Senin (13/11).
"Saya akan kembali ke Lebanon segera, mungkin dua atau tiga hari ke depan," sambung dia.
Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir/File Photo)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir/File Photo)
Selain menyatakan tak disandera, Hariri mengungkap kenapa ia menyatakan pengunduran diri di Saudi bukan di Lebanon.
"Saya menulis surat pengunduran diri dan menginginkan menyampaikannya langsung di Lebanon, tapi ada bahaya besar di sana," ucapnya.
Bahaya yang dimaksud Hariri adalah ancaman pembunuhan karena menentang Hizbullah dan menyebut kelompok yang disokong Iran itu terlalu ikut campur dalam masalah di Timur Tengah. Salah satu contohnya yaitu keterlibatan milisi Hizbullah di perang sipil Suriah.
ADVERTISEMENT
Hariri punya pengalaman buruk dengan Hizbullah, sang ayah Rafic Hariri yang juga PM Lebanon tewas dibunuh oleh partai politik yang punya sayap militan itu pada 2005 lalu.
Hariri menegaskan, sebagai PM yang merupakan kepala pemerintahan sah, ia menentang keterlibatan tersebut. Menurut pandangan Hariri, semua negara tanpa terkecuali mesti menghormati kedaulatan negara lain.
Di samping dikenal selalu menentang Hizbullah Hariri sangat dekat dengan Saudi. Bahkan, pria 47 tahun ini memegang kewarganegaraan Saudi.
Hizbullah sendiri merupakan partai politik Syiah yang punya pengaruh di pemerintahan dan mempunyai loyalis begitu besar di Lebanon.
Hizbullah sangat dekat dengan Iran yang notabene adalah 'musuh' politik Arab Saudi.
Karena Hariri tak kunjung kembali ke Lebanon, ketegangan dan saling tuding antara 4 pihak (Lebanon, Hizbullah, Arab Saudi, dan Iran) memuncak.
Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri (Foto: REUTERS/Mohamed Azakir)
Iran menuduh Saudi telah meningkatkan tensi Timur Tengah, membuatnya tak stabil, untuk kemudian diambil alih. Hizbullah mengklaim Saudi telah mendeklarasikan perang terhadap Lebanon karena telah ‘menculik’ Hariri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Lebanon terombang-ambing di tengah. Pejabat Lebanon terus mendesak agar Hariri pulang dari Saudi untuk membuktikan kebenaran (atau ketidakbenaran) anggapan bahwa ia telah ditahan tanpa persetujuannya. Presiden Michel Aoun pun secara khusus angkat bicara, mendesak Saudi mengklarifikasi apa yang tengah terjadi pada Hariri.
Saudi sendiri bergeming terhadap tuduhan-tuduhan tersebut. Bagi mereka, pernyataan mundur Hariri adalah sikap yang perlu didengarkan dan diterima.