Rusia Ajukan Investigasi Baru Serangan Senjata Kimia di Suriah

24 Januari 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konflik Suriah (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
zoom-in-whitePerbesar
Konflik Suriah (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
ADVERTISEMENT
Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia menyampaikan proposal pembentukan badan penyelidikan baru terkait serangan senjata kimia di Suriah.
ADVERTISEMENT
Pembentukan badan internasional baru itu dilakukan karena badan lama bentukan PBB dinilai Rusia gagal total
"Penyelidikan ini harus sempurna dan didapat dari sumber informasi transparan serta kredibel," ucap Nebenzia seperti dikutip dari Reuters, Rabu (24/1).
"Hal ini penting dilakukan agar Dewan Keamanan PBB dapat mengungkap siapa pelaku penggunaan senjata kimia," sambung dia.
Langkah Rusia tersebut diambil setelah 15 anggota Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar pertemuan di Paris. Dalam pertemuan itu dicapai kata sepakat untuk menyediakan bukti baru terhadap penyelidikan penggunaan senjata kimia di Suriah serta menghukum pihak bertanggung jawab setelah Rusia menghentikan penyidikan terkait masalah tersebut.
Sebelumnya badan penyelidikan bersama yang dibentuk PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menyebut pada April 2017, rezim Bashar al-Assad di Suriah menggunakan gas klorin dalam serangan di Khan Shaykhun. Insiden itu menewaskan lebih dari 50 orang.
ADVERTISEMENT
Hasil penyelidikan awal ini dibantah Suriah. Mereka menuding yang mengunakan senjata kimia adalah kelompok radikal ISIS.
Sebagai salah satu sekutu dekat Suriah, Rusia langsung ambil sikap. Mereka mengeluarkan veto saat rapat DK PBB untuk membahas serangan itu dilakukan akhir tahun lalu.
Karena veto Rusia, akhirnya penyelidikan terhadap penggunaan senjata kimia akhirnya resmi dihentikan.