Uni Eropa Tak Akui Referendum Catalunya, Minta Madrid-Barcelona Dialog

3 Oktober 2017 18:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Catalunya sudah menyatakan ingin merdeka. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Catalunya sudah menyatakan ingin merdeka. (Foto: Reuters/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Uni Eropa tidak mengakui hasil referendum Catalunya. Semua pihak di Spanyol diimbau untuk secepatnya melangkah dari konfrontasi ke meja dialog.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan Konstitusi Spanyol, pemungutan suara referendum kemarin di Catalunya tidak sah,” demikian Komisi Eropa melalui siaran pers yang diterima kumparan Den Haag (kumparan.com), Senin petang atau Selasa (3/10) WIB.
Disebutkan bahwa bagi Komisi Eropa, sebagaimana ditegaskan berulang kali oleh Presiden Jean-Claude Juncker, ini adalah masalah internal Spanyol yang harus ditangani sesuai dengan tatanan konstitusional negara itu.
Di luar aspek murni legal dari masalah ini, Komisi Eropa meyakini bahwa kini saatnya untuk persatuan dan stabilitas, bukan untuk perpecahan dan fragmentasi.
Lebih lanjut Komisi Eropa menyatakan bahwa kekerasan tidak akan pernah bisa menjadi instrumen politik. Kepemimpinan Perdana Menteri Mariano Rajoy dipercaya bisa mengendalikan proses yang sulit ini dengan menjunjung tinggi Konstitusi Spanyol dan hak-hak fundamental warga yang tercantum di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Kami mengimbau semua pihak terkait agar bergerak secepatnya sekarang dari konfrontasi menuju dialog,” demikian Komisi Eropa.
Sebelumnya, otoritas lokal Catalunya mengklaim kemenangan dalam referendum kemerdekaan dari Spanyol. Mereka menyatakan sebanyak 90 persen dari 2,2 juta pemilih memilih setuju untuk berpisah.
"90 persen memilih merdeka," sebut Turull seperti dikutip dari AFP.
Namun, sukacita kemenangan kaum pro-kemerdekaan mendapat gangguan besar. Ternyata, ada sebanyak 42 persen dari 5,3 juta warga Catalunya yang memiliki hak memilih tidak memberikan suaranya.
Juru Bicara Otoritas Catalunya Jordi Turull menyebut, banyaknya pemilih yang tak bisa memberikan suaranya dikarenakan aparat Spanyol melakukan aksi penghalangan secara represif.
Laporan dari kumparan Den Haag: Eddi Santosa