Hayo Ngaku, Siapa yang Suka Matikan Video Pas Zoom Meeting?

Andri Saleh
ASN, Humas, Penulis, Kolumnis, Komikus
Konten dari Pengguna
30 Mei 2021 9:25 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andri Saleh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Tima Miroshnichenko from Pexels
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ditambah dengan kondisi pandemi yang terjadi saat ini membuat pola hidup manusia berubah. Kalau saya pikir, inilah New World Order (tatanan dunia baru) yang sebenarnya. Semuanya berubah. Lihat saja, perubahan dimulai sejak kemunculan berbagai start-up yang mengubah pola transaksi offline menjadi online. Transportasi online, belanja online, surat kabar online, bahkan untuk jasa esek-esek pun via online. Tolong, untuk yang terakhir ini, saya tahu dari berita-berita ya, bukan karena pengalaman.
ADVERTISEMENT
Untuk orang kantoran, entah itu PNS atau pegawai swasta, sama juga kena imbasnya. Semua pekerjaan yang biasa dilakukan secara offline, kini dilakukan secara online. Sebut saja presensi (kehadiran) online, rapat melalui Zoom Meeting (ZM), progress pekerjaan dipantau melalui aplikasi online, sampai untuk seminar pun dilakukan online. Webinar, istilahnya. Ini membuat pekerjaan menjadi dinamis, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Akan tetapi, dari segala macam bentuk perubahan ini, hanya satu yang tidak boleh berubah, yaitu etika. Jangan sampai teknologi berkembang maju ke era 5.0 tetapi etika malah mundur ke zaman batu. Etika tetaplah etika, tidak akan berubah dari zaman ke zaman.
Yang saya soroti adalah ketika melakukan kegiatan secara online semacam ZM atau Webinar. Pada dasarnya, kegiatan ini adalah salah satu bentuk komunikasi dua arah. Maka, ketika melakukan dua kegiatan itu, etika berkomunikasi tetap harus diperhatikan. Jangan sampai mentang-mentang online, etika komunikasi malah diabaikan.
ADVERTISEMENT
Pertama, memberikan atensi. Jika ada orang yang mengajak berbicara, maka kita harus memberikan atensi secara penuh. Menatap mata lawan bicara sambil mendengar dengan saksama. Ini adalah prinsip dasar dalam komunikasi agar lawan bicara merasa dihargai sehingga tujuan komunikasi tercapai dengan optimal.
Hal ini berlaku juga dalam komunikasi online semacam ZM atau Webinar. Berikan atensi dengan cara menyalakan fitur video. Mematikan fitur video ketika ZM atau Webinar itu seperti bicara dengan orang yang menutup atau memalingkan wajah terhadap lawan bicara.
Selain itu, dengarkan dengan saksama terhadap materi yang dibicarakan oleh lawan bicara. Jangan sampai kita malah asyik memainkan gadget ketika ZM atau Webinar.
Coba bayangkan, bagaimana rasanya jika bicara dengan orang yang memalingkan wajah atau malah asyik dengan gadget-nya? Ini tentu melanggar etika, tidak sopan, bahkan boleh dibilang tidak beradab.
ADVERTISEMENT
Kecuali, kalau dalam keadaan darurat atau memang perangkat yang dipakai ZM atau Webinar itu tidak ada fasilitas kamera, bolehlah tanpa fitur video. Tentunya dengan meminta izin dulu kepada admin atau panitia kegiatan.
Kedua, memberikan feedback. Dalam berkomunikasi, ada beberapa macam feedback yang bisa dilakukan. Biasanya  berupa komentar, pertanyaan, atau jawaban. Bisa juga feedback dalam bentuk bahasa tubuh semacam anggukan atau gelengan kepala. Ini menunjukkan adanya respons terhadap lawan bicara.
Sama halnya dalam ZM atau Webinar, usahakan sebisa mungkin memberikan feedback kepada pembicara. Entah itu berupa pertanyaan atau komentar. Setidaknya, ini menunjukkan bahwa materi pembicaraan didengar oleh kita. Bisa dibayangkan ketika kita berbicara tapi tidak ada respons dari lawan bicara. Pastinya kita bingung apakah materi yang disampaikan bisa dipahami oleh lawan bicara atau tidak.
ADVERTISEMENT
Dua hal inilah yang, menurut saya pribadi, harus diperhatikan dalam kegiatan komunikasi online semacam ZM atau Webinar. Kalau untuk yang esek-esek online tadi, saya masih mikir apakah perlu etika atau tidak. Maaf, saya belum pengalaman soalnya.