Pengalaman Saya Berinteraksi Dengan Oknum Wakil Rakyat Yang Terhormat

Andri Saleh
ASN, Humas, Penulis, Kolumnis, Komikus
Konten dari Pengguna
22 September 2021 15:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andri Saleh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Barbara Olsen from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Barbara Olsen from Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika mendengar 'nyanyian' Krisdayanti tentang gaji fantastis wakil rakyat, saya menangis meraung-raung dalam hati. Saya menangis bukan karena menyayangkan gaji wakil rakyat yang terlalu besar, tapi menangisi diri sendiri kenapa gaji saya nggak seperti mereka. Kan, saya juga pengin gajinya ratusan juta per bulan. Huhuhu.
ADVERTISEMENT
Tapi, ya, sudah lah. Nyanyian Krisdayanti kemarin itu memang bikin cemburu dan iri hati. Daripada misuh-misuh, mending kita bahas kelakuan para wakil rakyat yang gajinya fantastis itu. Maaf, ini bukan gibah, ya. Ini hanyalah obrolan ringan dengan gaya. Wkwk.
Sebagai Humas di instansi pemerintah, saya cukup sering berinteraksi dengan para wakil rakyat itu. Meski hanya di level DPRD, tapi saya pikir enggak beda jauh kelakuannya dengan wakil rakyat di DPR RI. Dari beberapa kegiatan mereka yang saya ikuti mulai dari Kunjungan Kerja (Kunker) hingga Rapat Dengar Pendapat (RDP), ternyata mereka nggak menyebalkan, kok. Tapi, menyebalkan buangeeet. Hih.
Penasaran seperti apa menyebalkannya? Ini dia beberapa kelakuan wakil rakyat yang saya temui dan menurut saya sangat menyebalkan. Mari kita ceeek!
ADVERTISEMENT
Pertama, suka ngaret. Kalau urusan ngaret, ini fix no debat, deh. Setiap kali pertemuan dengan para wakil rakyat itu, jadwalnya pasti suka molor. Mending kalau molor 5 sampai 10 menit, lah, ini bisa hitungan jam, loh.
Ada saja alasan mereka datang telat ke tempat pertemuan. Entah itu macet di jalan, nyasar, atau baru selesai dengan kegiatan lain. Oke, lah, mereka itu (sok) sibuk dengan agenda kegiatan yang padat untuk mengurusi kepentingan rakyat. Tapi, ya, harusnya mereka sudah prepare sebelumnya, dong. Lagipula gaji mereka, kan, gede. Sewa manajer, kek, buat ngatur-ngatur jadwal kegiatan mereka yang padat merayap itu.
Kedua, ngomongnya (sok) kritis. Ini juga jadi kebiasaan para wakil rakyat, nih. Khususnya wakil rakyat yang masih baru dan idealis. Biasanya mereka banyak nanya dengan gaya kritis, pakai nada tinggi pula itu. Mereka nanya-nya enggak enak, macam Najwa Shihab menginterogasi Menteri Kesehatan tahun lalu. Pokoknya dijamin bikin tertekan lahir batin, deh.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, mereka nanya-nanya gitu tanpa mendengarkan penjelasan detailnya. Setelah dijelaskan panjang kali lebar, barulah mereka ngangguk-ngangguk sambil cengar-cengir. Kan, kesal. Malah, kadang mereka banyak nanya itu bukan karena enggak tahu, tapi cuma ngetes saja. Sering, loh, kayak gitu. Asli bikin kesal to the max. Pengin tak hiiih!
Ketiga, selalu bawa-bawa nama rakyat. Ini juga suka bikin saya kesal, nih. Di setiap pernyataan atau dalam kondisi tertentu, mereka selalu bawa-bawa nama rakyat. Itu sudah semacam jimat buat mereka. Kalau dokter di sinetron Indosiar identik dengan kalimat 'kami sudah berusaha semaksimal mungkin', nah, kalau wakil rakyat ini identik dengan kalimat 'saya di sini bicara atas nama rakyat'. Iya, sih, mereka memang mewakili rakyat, tapi, ya, bukan cuma retorika saja.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, masih banyak kelakuan wakil rakyat yang menyebalkan yang saya amati dengan mata kepala sendiri. Tapi, ya, segitu pun sudah lebih dari cukup untuk menggambarkan kualitas wakil rakyat yang bergaji fantastis itu. Saya paham kalau wakil rakyat yang kelakuannya menyebalkan itu hanyalah oknum. Tapi, anehnya, setiap saya bertemu wakil rakyat itu, selalu saja bikin kesal. Apa jangan-jangan, wakil rakyat itu isinya oknum semua? Wkwk.
Untuk itulah, saya punya niat yang teramat mulia untuk terjun dalam ajang pemilihan legislatif selepas pensiun dari PNS nanti. Ini saya lakukan demi menjaga marwah wakil rakyat. Kalau terpilih nanti, saya akan melibas para oknum wakil rakyat serta memperjuangkan kesejahteraan dan hak-hak rakyat sesuai dengan tuntunan UUD 1945 dan Pancasila. Jangan lupa, ya, Andri Saleh dari Dapil Jawa Barat. Ehehe~
ADVERTISEMENT