Gus Nuril dan Banser-NU bantu korban kebakaran Jatinegara

KH Nuril Arifin Husein, biasa dipanggil Gus Nuril yang juga panglima komando Patriot Garuda Nusantara (PGN), kembali menyalurkan bantuan kepada para korban musibah kebakaran di Kebon Pala, Kelurahan kampung melayu.

Kebakaran yang melalap rumah-rumah di lokasi permukiman padat penduduk kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, terjadi minggu (20/8) kemarin.

Setelah berjibaku memadamkan api, kebakaran yang terjadi pada pukul 18.30 WIB tersebut akhirnya bisa dijinakkan oleh pemadam kebakaran beberapa jam kemudian dengan bantuan warga.

Kebakaran ini menghanguskan kurang lebih 400 rumah penduduk dan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mengungsi.

Para korban mengungsi ke penampungan sementara dibeberapa tempat, antara lain di SMPN 26 Jakarta, SDN 12 dan Musholah Khairul Anam. Namun banyak juga warga yang memilih tetap bertahan di antara puing – puing rumah mereka yang hangus terbakar.

Patriot Garuda Nusantara dan Banser-NU kali ini bekerjasama dengan Yayasan Dian Mandiri menyalurkan bantuan kepada para korban musibah kebakaran di Kebon Pala melalui posko-posko yang didirikan oleh Banser-NU

Para korban yang memilih bertahan di bekas rumah mereka tinggal dalam kondisi yang cukup memprihatinkan dengan beralaskan terpal dan sekaligus menjadikan terpal tersebut untuk berlindung dari panas dan hujan

Para warga sangat membutuhkan banyak bantuan mulai dari pasokan air minum, makanan, pakaian, selimut, sarung, keperluan bayi, dan lain-lain

Gus Nuril memberi instruksi kepada para relawan PGN maupun Banser-NU untuk ber koordinasi di lapangan melalui posko-posko yang sudah didirikan untuk menyalurkan bantuan supaya merata kepada para korban

Gus Nuril juga menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan para warga yang sedang membersihkan puing puing rumahnya dan mendengarkan keluh kesah mereka.

Menurut para korban, kejadiannya berlangsung dengan cepat sehingga banyak warga yang tidak sempat untuk menyelamatkan harta bendanya. Lokasi yang padat menjadi salah satu penyebab mudahnya api untuk merambat dengan cepat

Sebagian besar warga kehilangan harta benda dan hanya sempat menyelamatkan diri dengan baju yang menempel di badan. Meskipun warga telah berupaya semaksimal mungkin bersama team pemadam kebakaran yang diterjunkan, namun si jago merah menghanguskan ratusan rumah warga

Untuk korban musibah kebakaran di Kebon Pala ini, Patriot Garuda Nusantara dan Yayasan Dian Mandiri menyalurkan bantuan berupa selimut, sarung, ratusan dus mie instant dan ratusan dus air mineral.

Bantuan-bantuan tersebut selanjutnya akan di distribusikan oleh para Banser-NU kepada para warga melalui posko-posko yang sudah didirikan.

Gus Nuril menyerahkan bantuan secara simbolik kepada pengurus RW setempat dan dilanjutkan dengan berkeliling lokasi musibah untuk melihat secara langsung kondisi di lapangan

Salah seorang anggota Banser menunjukkan puing-puing rumahnya kepada Gus Nuril dan menjelaskan bahwa tadinya rumahnya berlantai dua, namun kini semua hangus dilalap api beserta harta bendanya

“Kartu Jakarta Pintar dan Jakarta Sehat pun ikut terbakar pak kiai, nanti rencananya setelah selesai membersihkan puing-puing ini, saya akan mengutamakan untuk mengurus surat-surat terlebih dahulu” Ujarnya kepada Gus Nuril

Gus Nuril yang juga pimpinan pondok pesantren Soko Tunggal tersebut menyampaikan niatnya untuk memberikan sapi bagi warga setempat dalam rangka menyambut perayaan Idul Adha yang akan datang sebentar lagi.

“Disini ada tempat untuk nanti memotong-motong daging kurban kan ? semoga nanti para warga disini terhibur saat menerima sapi ditengah kesusahan mereka. Jangan kambing, sapi aja yah..” Ujarnya yang disambut senyum sumringah warga setempat

Di akhir kunjungannya ke lokasi kebakaran tersebut, Gus Nuril juga menginstruksikan supaya Banser yang ada menyalurkan semua bantuan tepat sasaran.

Sampai saat ini masih banyak bantuan yang dibutuhkan oleh para korban, mereka berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah mereka yang kini tinggal puing-puing

(Andy Yehu / Photo : Manasse-SCI)