Sukses Operasi Pembangkit EBT dengan Maintenance Tanpa Downtime yang Optimal!

Angelia Risca Desiarti
Undergraduate English Literature, Diponegoro University
Konten dari Pengguna
20 Februari 2024 21:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Angelia Risca Desiarti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selasa, 20 Februari 2024- Dalam suatu sesi pembelajaran yang digelar secara online oleh Gerilya Academy Batch 6, Dena Hendriana, seorang ahli industri energi terbarukan Bersama dengan 89 mahasiswa yang berpartisipasi dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya strategi untuk menjaga agar proses perawatan (maintenance) yang tepat dan ideal untuk menjaga agar operasi pembangkit EBT tetap optimal tanpa mengalami masa henti produksi (downtime) yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia energi terbarukan, pembangkit energi bersih dan terbarukan (EBT) menjadi pilar utama dalam transformasi menuju masa depan yang berkelanjutan. Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan efisiensi operasi pembangkit EBT, perawatan yang tepat dan tanpa gangguan (downtime) menjadi kunci utama.
Menurut Dena Hendriana dalam pengantar pembelajarannya, mengungkapkan bahwa downtime merupakan musuh utama dalam operasi dan perawatan (O&M) pembangkit EBT yang harus dihindari dengan segala upaya. "Maintenance program sangat perlu dilakukan karena downtime adalah musuh untuk O&M dan harus dipaksakan untuk tidak terjadi," tambahnya dengan tegas.
Kegiatan online course bersama Deni Hendriana mengenai Perencanaan dan Pembelajaran Operation and Maintenance Pembangkit EBT
Maintenance program umumnya dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance. Preventive Maintenance, yang merupakan fokus utama pembahasan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau gangguan dengan melakukan perawatan secara berkala, kemudian dibagi lebih lanjut menjadi tiga subkategori: Planned Interval Maintenance, Condition-based Maintenance, dan Predictive Maintenance. Sementara itu, Corrective Maintenance meliputi tindakan perbaikan yang dilakukan setelah terjadi masalah atau kerusakan pada sistem dan dapat bersifat segera (Immediately) saat terjadi masalah atau ditunda (Delayed) jika masalah tersebut tidak langsung mengganggu produksi.
ADVERTISEMENT
“Pemeliharaan yang baik harus memperhatikan semua aspek, mulai dari powerhouse, generator, turbin, hingga komponen lainnya, untuk mencegah terjadinya downtime. Hal ini memerlukan inspeksi harian dan penerapan preventive maintenance," ungkap Deni.
Preventive Maintenance, menurut Deni Hendriana, melibatkan inspeksi rutin berdasarkan kondisi (condition-based) dengan menggunakan pemantauan (monitoring). Strategi preventive yang efektif meliputi pemeriksaan komponen-komponen yang krusial yang mungkin memberikan peringatan dini terhadap kerusakan. Pendekatan preventive juga dianggap sebagai metode yang paling ekonomis karena tidak memerlukan alokasi dana yang besar dan mengurangi kerugian akibat downtime.
"Pemeliharaan dan operasi yang baik sangat penting untuk menjaga aset tersebut agar tetap berfungsi optimal. Penerapan preventive maintenance, terutama dalam bulan-bulan awal, sangat krusial," jelas Deni.
Preventive Maintenance dalam bentuk Planned Interval Maintenance sering kali dilakukan berdasarkan waktu penggunaan (time-based), dengan menggunakan jadwal pemeliharaan yang ditetapkan sebelumnya. Di sisi lain, Condition-based Maintenance dilakukan berdasarkan kondisi aktual komponen, dengan memanfaatkan inspeksi berkala dan pemantauan terus-menerus. Sedangkan Predictive Maintenance mengandalkan analisis data historis untuk mengidentifikasi tren kerusakan dan melakukan tindakan korektif yang tepat waktu.
ADVERTISEMENT
"Dibandingkan dengan Preventive Maintenance, Corrective Maintenance lebih berkaitan dengan penanganan masalah yang muncul dan harus dilakukan sesegera mungkin jika masalah tersebut mengganggu produksi. Namun, jika masalah tersebut tidak langsung mempengaruhi produksi, tindakan perbaikan dapat ditunda," tambah Deni.
Pembelajaran ini memberikan pemahaman mendalam bagi para mahasiswa Gerilya Academy Batch 6 tentang pentingnya menjaga agar proses perawatan pembangkit EBT tidak mengalami downtime. Dengan penerapan strategi maintenance yang tepat, diharapkan industri energi terbarukan dapat terus berkontribusi secara signifikan dalam menyediakan pasokan energi yang bersih dan berkelanjutan untuk masa depan.