Keresahan dan Kecemasan Masyarakat: Pergi ke Dokter di Masa Pandemi

angel sunjoto
Mahasiswi LSPR Jakarta
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari angel sunjoto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Banyak masyarakat yang merasa cemas dan khawatir untuk memeriksakan diri ke dokter karena adanya pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT
Sumber: www.burst.com
Namun pada waktu tertentu masyarakat tentu membutuhkan untuk keluar karena kepentingan-kepentingan yang mendesak, seperti keperluan untuk periksa ke dokter. Tetapi masih banyak masyarakat khawatir dan cemas untuk memeriksakan diri ke dokter di tengah masa pandemi. Salah satunya mahasiswa berinisial VE (20) yang khawatir memeriksakan giginya karena cemas akan tertular COVID-19 jika pergi ke dokter.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Dr. Mega Dwi Putri selaku dokter umum, menyatakkan jika keinginan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter merupakan pilihan masing-masing orang. Namun semenjak awal pandemi COVID-19, dimulai dari pada saat sulitnya mendapatkan alat pelindung diri (APD) layak hingga pada masa sekarang APD layak sudah mudah didapatkan, protokol kesehatan masih dijalankan dengan baik.
Protokol kesehatan yang diaplikasikan yaitu menggunakan masker N95 atau KN95 atau terkadang menggunakan dua lapisan masker, memakai handscoon pada saat melakukan pemeriksaan, disinfeksi ruangan yang dilakukan secara lebih rutin setiap pergantian pasien, hingga adanya jarak antara dokter dan pasien menggunakan seperti akuarium.
ADVERTISEMENT
Walau dirinya akui ia juga mengalami kecemasan dan gejala psikosmatis ketika memeriksa pasien yang reaktif. Namun, kecemasan yang ia alami sudah tidak separah masa awal pandemi.
Sehingga seharusnya masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan untuk memeriksakan ke dokter, terutama ketika mereka membutuhkannya secara mendesak karena protokol kesehatan telah diaplikasikan pada berbagai sektor kesehatan. Serta, ketakutan masyarakat untuk dinyatakan positif COVID-19 yang berawal dari hoax jika ke rumah sakit akan dinyatakan positif sehingga rumah sakit mendapatkan dana intensif. Namun, hal ini tidaklah benar karena COVID-19 sendiri bukan penyakit tunggal dan dapat disertai penyakit lainnya.
Pada akhir kata Dr. Mega Dwi Putri berpesan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, walau hal ini terdengar membosankan dan jika memungkinkan lebih baik di rumah. Selain itu, menurut pendapatnya liburan bukanlah kewajiban sehingga jika tempat liburan yang dituju ramai, alangkah bijaksananya mengundur atau membatalkan liburan tersebut. Pesan akhir ini selayaknya diterapkan pada kehidupan sehari-hari agar pandemi lekas berakhir.
ADVERTISEMENT