Representasi Perempuan dalam Film Moana

angga fahmi saputra
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
6 Januari 2021 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari angga fahmi saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Angga Fahmi Saputra, Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Universitas Ahmad Dahlan)
Poster film Moana (2016). Sumber: movies.disney.com
Sampai saat ini masih sering terjadi penggolongan berdasarkan jenis kelamin. Laki-laki dianggap sebagai sosok yang jantan, perkasa, dan kuat. Sedanngkan perempuan dianggapan makhluk yang lemah lembut, cantik, dan emosional. Hal inilah yang membuat perempuan masih dianggap belum layak sebagai seorang pemimpin. Oleh karena itu legitimasi kepemimpinan seorang perempuan belum bisa diakui oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
Anggapan tersebut membuat adanya oposisi gender antara laki-laki dan perempuan. Oposisi gender ini yang menyebabkan ketidakadilan bagi perempuan. Sehingga timbul batasan-batasan yang mengikat seorang perempuan mulai dari lingkungan sekitar tempat tinggal, pekerjaan, hingga pendidikan. Tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak bidang-bidang yang lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan. Bukan hanya dalam dunia nyata saja, dalam dunia film masih banyak yang memperlihatkan posisi perempuan hanya bagian dari tokoh laki-laki, sehingga tidak dapat kesempatan untuk muncul sebagai dirinya sendiri sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Susanto dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Feminisme: Konstruksi Perempuan Dalam Industri Media (2011).
Jika penggolongan gender ini masih terus dibiarkan maka perempuan akan terus dirugikan. Kaum perempuan tidak bisa membuktikan bahwa mereka juga layak mendapatkan kesetaraan dan perlakuan yang sama dengan kaum laki-laki, karena tidak adanya kesempatan yang diberikan.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berjalannya waktu sosok perempuan sudah bisa diperhitungkan kemampuannya dalam berbagai bidang. Satu persatu sosok perempuan hebat muncul dan membuktikan pada masyarakat bahwa mereka bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh laki-laki. Dunia film pun sudah banyak yang mengangkat tema tentang sosok perempuan hebat. Salah satunya adalah film Moana yang diluncurkan oleh Walt Disney.
Film ini menceritakan tentang sosok anak perempuan bernama Moana yang merupakan puteri tunggal dari kepala suku Matalui. Moana sendiri digambarkan sebagai sosok yang pemberani, bandel, tidak mudah menyerah, berambut ikal, dan memiliki kulit sawo matang. Ia memiliki keinginan untuk melanjutkan sebuah misi leluhurnya yang sempat tertunda. Misi leluhurnya adalah menyelamatkan bumi dengan cara mengarungi samudera untuk mengembalikan hati sang dewi alam (Te Fiti) yang dicuri oleh Maui (tokoh utama laki-laki dalam film).
ADVERTISEMENT
Pada kisahnya, misi yang ingin dilakukan Moana ini tidak mendapat izin dari kedua orang tuanya. Moana diharapkan untuk melanjutkan kepemimpinan sang ayah sebagai seorang puteri, sehingga ia tidak pernah keluar dari pulau Matalui. Sedari kecil Moana sudah dibekali kemampuan pekerjaan domestik perempuan, seperti menenun, menganyam dan pekerjaan perempuan lainnya. Namun akhirnya Moana memutuskan untuk tetap melanjutkan misinya berkat persetujuan sang ibu, walaupun banyak menghadapi tantangan dan kesulitan ia berhasil mengembalikan jantung Te Fiti.
Hampir semua alur cerita yang digambarkan dalam film ini merepresentasikan sisi perempuan yang berbeda dari biasanya. Sosok Moana begitu aktif dalam membantu aktivitas perkebunan hingga aktivitas sebagai seorang pelaut. Dalam lingkungannya Moana adalah pelopor pengubah stereotip mengenai pekerjaan perempuan. Joane dalam artikel berjudul “Representasi Perempuan Dalam Film Star Wars VII: The Force Awakens” yang dimuat dalam Jurnal Komunikasi No.4 Vol.1 tahun 2016 yang menyatakan bahwa, memang perempuan berkembang dan sudah memasuki ranah publik dalam artian mulai banyak perempuan bekerja, tetapi perkembangan perempuan tidaklah mengubah peranannya yang lama yaitu peranan dalam lingkup rumah tangga (peran reproduktif).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya film Moana ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada masyarakat luas bahwa perempuan bukan hanya sosok yang lemah, melainkan bisa juga melakukan pekerjaan yang setara dengan laki-laki. Film ini juga dapat dijadikan sebagai bahan hiburan bagi masyarakat untuk mengisi waktu yang senggang.