Isu antara supply tenaga kerja dengan demand penyedia lowongan kerja seolah tak pernah habis dibicarakan. Sudah jadi wawasan umum, banyak lulusan sekolah dan universitas yang kerap mengeluhkan sulitnya mendapat kerja. Padahal di sisi lain, tak sedikit perusahaan yang gelisah karena tak kunjung dapat karyawan.
Berdasarkan hasil riset yang dikeluarkan Asian Development Bank (ADB) di tahun 2016, lebih dari 50% perusahaan di Indonesia merasa kualifikasi karyawan mereka masih di bawah layak. Di tahun yang sama, perusahaan fintech multinasional J.P. Morgan bersama Singapore Management University (SMU) juga menyatakan bahwa isu berjaraknya dunia akademis dengan kebutuhan industri jadi salah satu kambing hitam dalam masalah ini.
Ketidakseimbangan antara supply dan demand ini lalu diperumit lagi dengan beragam bumbu dunia kerja. Misalnya seperti upah karyawan yang rendah, pelecehan seksual di dunia kerja, hingga penipuan lowongan kerja yang memalak dana besar kepada para pencari kerja. Dari sini saja, sudah sewajarnya jika kita sadar bahwa iklim dunia kerja di Indonesia masih butuh perhatian.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814