Anggaran Subsidi Energi Tahun Depan Membengkak Jadi Rp 94,53 Triliun

18 September 2017 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Subsidi LPG 3 Kg (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Subsidi LPG 3 Kg (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR sepakat mengalokasikan anggaran subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp 94,53 triliun. Anggaran subsidi BBM, elpiji 3 kg, dan listrik tersebut membengkak dari APBN Perubahan tahun ini sebesar Rp 89,83 triliun.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan kenaikan terjadi pada subsidi listrik tahun depan yang menjadi Rp 47,68 triliun dibandingkan alokasi anggaran dalam APBN Perubahan 2017 sebesar Rp 45,37 triliun.
Selain itu, subsidi elpiji 3 kg juga meningkat dari Rp 41,53 triliun menjadi Rp 41,56 triliun. Sementara untuk subsidi BBM jenis tertentu dialokasikan Rp 10,29 triliun terdiri dari minyak tanah termasuk PPN Rp 2,48 triliun dan solar Rp 7,81 triliun.
"Minyak solar agak di bawah sedikit dibanding RAPBN karena volume. Sementara subsidi tabung elpiji 3 kg termasuk PPN-nya, naik dari Rp 41,53 triliun menjadi Rp 41,56 triliun karena ada kenaikan volume sedikit. Ada carry over Rp 5 triliun," kata Suahasil di Ruangan Banggar, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/9).
ADVERTISEMENT
Adapun volume BBM subsidi pada tahun depan dialokasikan 16,23 juta kiloliter yang terdiri dari volume minyak tanah 610 ribu kiloliter dan minyak solar sebanyak 15,62 juta kiloliter. Dengan demikian, alokasi subsidi.
Menurut Suahasil, angka tersebut sesuai dengan hasil kesepakatan pemerintah dengan Komisi VII DPR. Adapun subsidi terbatas untuk minyak solar ditetapkan sebesar Rp 500/liter.
Suahasil menyebut, kesepakatan tersebut didapat dengan parameter nilai tukar terhadap dolar AS sebesar Rp 13.400 dan Indonesia Crude Price (ICP) sebesar 48 dolar AS/barel.