Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI 2018 Mencapai 5,3 Persen

15 Juni 2017 13:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
World Bank (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
World Bank (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Dunia merilis laporan perkembangan triwulanan perekonomian Indonesia per Juni 2017 (Indonesia Economic Quarterly). Dalam laporannya, Bank Dunia mengapresiasi kebijakan fiskal melalui perbaikan kinerja penerimaan dan kualitas belanja yang mendukung pertumbuhan perekonomian.
ADVERTISEMENT
Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, mengatakan realisasi anggaran sampai akhir bulan Mei menunjukkan defisit fiskal yang lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini didorong realisasi penerimaan dan pelaksanaan anggaran yang lebih tinggi.
Menurut Rodrigo, risiko pemotongan anggaran yang substansial seperti yang dilakukan pada tahun 2016 berkurang, karena target penerimaan yang lebih realistis pada APBN 2017 dan pemungutan penerimaan yang kuat saat ini.
"Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan meningkat dari 5,2 persen tahun ini menjadi 5,3 persen pada tahun 2018," ujar Rodrigo dalam paparannya di Soehanna Hall, Energy Building, Jakarta, Kamis (15/6).
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan PDB riil menguat menjadi 5,0 persen tahun-ke-tahun pada triwulan ke-1 tahun 2017, meningkat dari 4,9 persen di triwulan ke-4 tahun 2016 yang didorong pulihnya tingkat konsumsi pemerintah dan melonjaknya ekspor.
Pendapatan fiskal mulai pulih, sebagian karena adanya kenaikan harga komoditas yang terus berlanjut. Sehingga meningkatkan ruang fiskal bagi pengeluaran pemerintah.
Akibatnya, konsumsi pemerintah meningkat 2,7 persen pada Triwulan ke-1 tahun ini, setelah terjun 4,0 persen pada Triwulan ke-4 tahun 2016 yang diakibatkan oleh pemotongan anggaran di paruh kedua tahun 2016.
Sementara itu, seiring dengan pertumbuhan perekonomian global yang kuat dan pulihnya perdagangan dunia, pertumbuhan total ekspor Indonesia meningkat hampir dua kali lipat menjadi 8,0 persen dari 4,2 persen pada triwulan sebelumnya, setelah 2 tahun sebelumnya menurun.
ADVERTISEMENT
Namun, ketidakpastian kebijakan global dan ancaman proteksionisme yang meningkat di beberapa negara masih menimbulkan risiko merugikan yang signifikan terhadap pemulihan perdagangan dunia.