BI Gandeng MUI Kembangkan Ekonomi Syariah

24 Juli 2017 16:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keberadaan makeup halal mulai diperhitungkan (Foto: thinkstockphotos)
zoom-in-whitePerbesar
Keberadaan makeup halal mulai diperhitungkan (Foto: thinkstockphotos)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekonomi syariah dinilai bisa menjadi salah satu pilar untuk memacu ekonomi Indonesia. Peluang ekonomi syariah masih cukup besar untuk bisa bersaing di pasar global.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan volume industri halal dunia saat ini terus meningkat signifikan. Jumlahnya kini mencapai 3,84 triliun dolar AS dan diperkirakan akan terus meningkat.
"Di tataran global volume industri halal dunia mencapai 3,84 triliun dolar AS dan diperkirakan meningkat mencapai 6,38 triliun dolar AS pada 2021," kata Agus dalam Diskusi Panel BI dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) "Peran ekonomi syariah dalam arus baru ekonomi Indonesia" di Gedung BI, Jakarta, Senin (24/7).
Menurut Agus, Indonesia saat ini baru mampu menjadi pemain pada sektor industri keuangan syariah, dengan pangsa pasar hanya 5,17 persen. Namun di sektor industri syariah lainnya seperti makanan halal, wisata halal, fashion syariah, obat dan kosmetik syariah, Indonesia hanya menjadi pasar.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, volume pasar makanan halal di Indonesia, yang merupakan pasar utama produk halal domestik dan juga merupakan peringkat pertama dalam pasar global, telah mencapai 160 miliar dolar AS.
Agus mengatakan, dalam pengembangan ekonomi syariah, banyak potensi besar dari sektor keuangan sosial syariah yaitu zakat, infaq, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) yang bisa dikembangkan.
"Ziswaf bisa dimanfaatkan untuk kepentingan publik, seperti pembangunan infrastruktur, rumah sakit, dan fasilitas publik lainnya. Pesantren dan lembaga pendidikan Islam jika dioptimalkan juga bisa menggerakkan ekonomi syariah hingga ke unit ekonomi yang terkecil," ujarnya.
Diskusi Panel BI dan MUI (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Panel BI dan MUI (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI K.H. Ma'ruf Amin mengatakan persoalan ketimpangan di Indonesia pada dasarnya dapat diatasi dengan instrumen ekonomi​ syariah.
ADVERTISEMENT
"Ada 223 juta penduduk muslim bisa menjadi potensi Ziswaf yang besar sehingga bisa berpengaruh ke ekonomi​ Indonesia," kata Ma'ruf.
Maka, untuk pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, Bank Indonesia dan MUI sepakat melakukan sinergi dan merumuskan 3 pilar strategi. Berikut strategi yang akan dilakukan:
1. Pemberdayaan Ekonomi Syariah. Titik beratnya pengusaha sektor usaha syariah, seluruh kelompok pelaku usaha serta kalangan pendidikan islam. 2. Pendalaman pasar keuangan syariah, merefleksikan manajemen keuangan syariah, cakupannya tidak terbatas pada komersial tetapi juga Ziswaf dan upaya integrasi dan lainnya. 3. Pilar penguatan riset, asesmen dan edukasi termasuk sosialisasi dan komunikasi. Pilar ini sebagai landasan bagi tersedianya SDM yang handal. Program edukasi dan sosialisasi akan ditingkatkan agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif.
ADVERTISEMENT