BPS Gandeng idEA Hitung Porsi e-Commerce untuk Pertumbuhan Ekonomi

14 November 2017 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
zoom-in-whitePerbesar
Belanja online (Foto: musgravemarketplace)
ADVERTISEMENT
Porsi perdagangan elektronik dalam jaringan e-commerce hingga saat ini belum masuk dalam pencatatan perdagangan nasional yang rutin dipublikasikan Badan Pusat Statistik. Padahal, jumlah transaksi perdagangan tersebut cukup besar.
ADVERTISEMENT
BPS mengaku saat ini sedang mengkaji besaran andil atau porsi dari kegiatan perdagangan e-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Badan statistik bahkan menggandeng Indonesia E-commerce association (IdEA) untuk menghitung porsi perdagangan elektronik terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami sekarang belum bisa memilah berapa share dari online itu. Karena itu BPS sekarang sedang kerja sama dengan idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia)," kata Kepala BPS Suhariyanto seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/11).
Suhariyanto mengatakan sektor e-commerce sebenarnya sudah termasuk dalam data pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi. Secara teori, semua yang diproduksi untuk kemudian diperdagangkan, baik secara offline atau online sudah tercakup di sana.
"Tetapi kami belum mampu memilah dari perdagangan mana yang online dan mana yang offline. Harus ada fitur yang pasti dan kita sudah duduk dengan idEA," katanya.
ADVERTISEMENT
Suhariyanto juga mengakui bahwa sektor e-commerce mengalami perkembangan yang pesat. Namun, kata Suhariyanto, porsinya terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan masih tergolong kecil.
"Ada yang bilang 1%, ada yang bilang 2%. Trennya cepat, tetapi share-nya kecil," ucap dia.
Suhariyanto mengatakan bahwa BPS sudah pernah melakukan survei kecil untuk mengetahui pola pergerakan barang-barang yang dijual dalam jaringan. Hasilnya, porsi paling besar adalah pola konsumsi yang berkaitan dengan kegiatan waktu luang (hotel, restoran, dan tiket pesawat), jam tangan, dan alat komunikasi.
"Itu yang kami perlu riset dari waktu ke waktu. Apakah yang diperdagangkan di masyarakat itu tergantung gaya hidup, itu nanti bersama (dibahas) dengan asosiasi," kata Suhariyanto.
Ia mengaku belum bisa memastikan kapan pembahasan dan penjajakan terkait e-commerce dengan idEA tersebut akan selesai. "Mudah-mudahan tahun depan sudah selesai," ujarnya.
ADVERTISEMENT