Budi Gunadi Sadikin, dari Perbankan ke BUMN Holding Tambang

14 September 2017 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Gunadi Sadikin, Staf Khusus Menteri BUMN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Budi Gunadi Sadikin, Staf Khusus Menteri BUMN (Foto: Edy Sofyan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Budi Gunadi Sadikin kini resmi menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) melalui Rapat Umum Pemegang Saham yang digelar di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kamis (14/9). Budi menggantikan posisi Winardi yang digeser menjadi Direktur SDM dan Tata Kelola PT Pupuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelum ditunjuk sebagai Direktur Utama Inalum, Budi merupakan staf khusus Menteri BUMN Rini Soemarno. Dia beberapa kali masuk bursa pimpinan perusahaan BUMN, salah satunya PT Pertamina.
Karier Budi sebenarnya lebih banyak di perbankan. Pria kelahiran 1964 lulusan sarjana Fisika Nuklir Institut Teknologi Bandung (ITB), ini sebelumnya merupakan Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jabatannya berakhir pada 2016 dan digantikan oleh Kartika Wirjoatmodjo.
Namun, Budi sebenarnya mengawali kariernya sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang. Dia kemudian dipindah ke IBM Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager hingga 1994.
Setelah itu, dia memulai karier sebagai bankir saat pindah ke Bank Bali yang kemudian diubah menjadi Bank Permata. Di sana Budi memegang sejumlah jabatan yakni General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, dan Chief General Manager Human Resources.
ADVERTISEMENT
Kini, Budi memiliki tugas baru. Kementerian BUMN rencananya akan membentuk holding tambang. Inalum menjadi perusahaan induk holding tambang yang di dalamnya terdapat PT Antam, PT Timah, serta PT Bukit Asam. Hingga saat ini, holding tambang tersebut masih menunggu diterbitkannya Peraturan Pemerintah.
Holding tambang yang dibentuk Menteri Rini Soemarno ini berambisi membeli saham PT Freeport Indonesia, yang telah sepakat melepaskan kepemilikan sahamnya sebanyak 51 persen kepada pemerintah Indonesia.