China dan Kamboja Patungan Luncurkan Saluran TV

28 September 2017 8:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil PM Kamboja An Sok (Foto: Heng Sinith/AP)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil PM Kamboja An Sok (Foto: Heng Sinith/AP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
NICE Culture Investment Group dan Kementerian Dalam Negeri Kamboja resmi meluncurkan saluran NICE TV. Saluran TV ini merupakan usaha patungan dan pertama kalinya diluncurkan di Kamboja.
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri Kamboja, Sar Kheng, menyebutkan peluncuran ini sebagai bukti adanya kerja sama yang baik antara Kamboja dan China di sektor media. Seperti diketahui, NICE Culture Investment Group merupakan perusahaan yang berasal dari wilayah otonomi Guangxi Zhuang, China.
"Saya percaya bahwa stasiun TV baru akan berperan penting dalam menyediakan berita yang cepat dan terpercaya mengenai sektor keamanan dan mendidik masyarakat tentang hukum dan pengetahuan lainnya," kata Kheng seperti dilansir dari Chinadaily, Kamis (28/9).
Sementara itu, ketua NICE Culture Investment Group, Deng Li, mengatakan saluran NICE TV merupakan saluran televisi digital China yang diinvestasikan pertama di Kamboja. Ia berharap dengan hadirnya NICE TV bisa menjadi jembatan yang menghubungkan China dan Kamboja dalam budaya dan informasi.
ADVERTISEMENT
"Saluran TV ini merupakan pencapaian baru yang lahir dari kerja sama yang baik antara China dan Kamboja dalam kerangka Belt and Road Initiative," katanya.
Saluran NICE TV akan ditayangkan dalam bahasa Khmer atau bahasa Kamboja dan akan disiarkan dalam waktu 24 jam. Adapun saluran yang ditayangkan yaitu mencakup berita, pendidikan, seni, budaya, hiburan, film, serial drama episodik, dan dokumenter.
Dilansir dari phnompenhpost.com, stasiun Nice TV ini juga akan mencakup masalah keamanan, operasi Kepolisian Nasional, kebijakan pemerintah dan kegiatan penegakan hukum lainnya, namun juga akan menyelenggarakan program hiburan.
Kheng mengungkapkan bahwa 9 juta dolar AS telah dikeluarkan untuk mendirikan gedung tujuh lantai baru di dalam gedung Kementerian Dalam Negeri untuk menampung sekitar 300 staf untuk stasiun tersebut.
ADVERTISEMENT
Peluncuran TV ini bersamaan dengan dilakukannya penutupan sejumlah organisasi media independen, yang tersangkut masalah kepatuhan pajak dan masalah perizinan.
Harian Kamboja ditutup awal bulan ini setelah tiba-tiba menerima tagihan pajak 6,3 juta dolar AS. Sementara itu, banyak siaran radio yang disiarkan dari Voice of Democracy, Voice of America, Radio Free Asia dan Partai Respati Nasional Kamboja yang oposisi telah ditutup.