Dalam 9 Bulan, Laba Bersih BTN Sudah Mencapai Rp 2 Triliun

23 Oktober 2017 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank BTN (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bank BTN (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah mencatatkan kinerja positif selama kuartal III tahun ini. Hingga 30 September 2017, laba bersih BTN mencapai Rp 2 triliun atau naik 24% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,62 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan capaian laba bersih selama 9 bulan pertama tahun ini ditopang pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang meningkat 16,95% yoy menjadi Rp 6,54 triliun dibandingkan September tahun lalu Rp 5,59 triliun.
Kenaikan NII tersebut bersumber dari peningkatan kredit dan pembiayaan. Pertumbuhan NII juga didukung beban bunga yang mencatatkan kenaikan yang lebih lambat dibanding peningkatan pendapatan bunga.
"Beban bunga BTN tercatat hanya tumbuh sebesar 9,21% yoy per September 2017 atau berada di bawah kenaikan pendapatan bunga sebesar 12,59% yoy," kata Maryono dalam konferensi pers paparan kinerja BTN, di Gedung Menara BTN, Jakarta Pusat, Senin (23/10).
Selain itu, Maryono menjelaskan, hingga kuartal III-2017 perseroan telah mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan di atas rata-rata industri perbankan nasional. Hingga September 2017, kredit dan pembiayaan meningkat 19,95% yoy menjadi Rp 184,5 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 153,81 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan data bank sentral menunjukkan pinjaman yang disalurkan perbankan nasional hanya tumbuh 8,3% yoy per Agustus 2017. Sementara itu, perseroan juga mencatatkan kenaikan pinjaman ditopang oleh peningkatan kredit perumahan yang menempati porsi sebesar 90,61% dari total pinjaman.
Hingga September 2017, kredit perumahan BTN tercatat naik 19,32% yoy menjadi Rp 167,16 triliun. Di segmen ini, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi mencatatkan kenaikan paling tinggi yakni sebesar 30,78% yoy menjadi Rp 68,34 triliun pada September 2017.
Dengan capaian tersebut hingga September perseroan telah menguasai 96,69% pangsa pasar KPR subsidi. Sementara untuk KPR secara keseluruhan menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 35,62% per Juni 2017.
Sejalan dengan laju positif pertumbuhan kredit dan pembiayaan tersebut, perseroan juga mencatatkan kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK). Menurut Maryono, DPK BTN tercatat mengalami peningkatan sebesar 13,96% yoy menjadi Rp 168,05 triliun.
ADVERTISEMENT
"Peningkatan DPK tersebut didukung kenaikan penghimpunan tabungan yang melesat 27,83% yoy menjadi Rp37,17 trillun," jelasnya.