Dukuh Atas Dipilih Jadi Titik Pusat Pertemuan LRT Cibubur-Tanah Abang

19 September 2017 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LRT Jabodebek (Foto: Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Jabodebek (Foto: Dok. PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rapat koordinasi yang digelar Kementerian Kemaritiman terkait pembangunan proyek kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT), Jakarta, memutuskan memilih Stasiun Dukuh Atas menjadi titik pertemuan LRT Jabodebek yang digarap PT Adhi Karya dengan LRT yang digarap PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
ADVERTISEMENT
Dukuh Atas akan menjadi titik pertemuan LRT untuk melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya. Perlu diketahui, rute LRT Jabodebek yang digarap Adhi Karya yaitu rute dari Cibubur ke Dukuh Atas. Sementara rute LRT Jakpro dari Dukuh Atas ke Tanah Abang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan untuk tahap awal, pihaknya bersama PT Adhi Karya dan PT Jakpro akan membahas soal jumlah track yang ada di stasiun tersebut. Hal tersebut akan dibahas tuntas pada rapat yang digelar pada Jumat mendatang.
"Apakah akan single track, double track, atau dua tapi atas bawah? Kami ingin dua pembangunan ini terintegrasi," kata Budi di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (19/9).
Selain akan membahas persoalan jalur tersebut, pihaknya juga akan membahas permasalahan teknis lainnya saat rapat selanjutnya. Mulai dari luasan laham yang dibangun, faktor keamanan, hingga persoalan biaya pembangunan.
ADVERTISEMENT
"Karena lahannya sempit, makanya perlu integrasi. Selama ini kan pembahasannya sendiri-sendiri, sekarang digabungkan," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, rapat yang digelar pada Jumat (22/9) depan untuk sinkronisasi pembangunan LRT milik pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menengok PT Jakpro merupakan BUMD milik Pemprov DKI Jakarta.
"Karena ini barang baru, banyak ketentuan yang belum ada. Jadi diperlukan kehati-hatian untuk sinkronisasi antar lembaga," ujarnya.
Reporter: Resya Firmansyah