Ekonom Bank Mandiri: Daya Beli Masyarakat Memang Melambat

4 Oktober 2017 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernyataan Presiden Joko Widodo jika isu penurunan daya beli masyarakat saat ini sengaja dipolitisasi untuk kepentingan 2019 ditanggapi berbagai pihak. Jokowi mengklaim jika kondisi ekonomi Indonesia baik-baik saja dan daya beli masyarakat naik.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Bank Mandiri, Anton Hermanto Gunawan menilai, pernyataan Jokowi soal daya beli memang tidak salah, daya beli masyarakat memang tidak anjlok. Namun, dia menegaskan jika saat ini memang terjadi perlambatan daya beli masyarakat.
"Mungkin semester I ada delay dan kita menduganya seperti itu," kata Anton saat pemaparan 'Macroeconomic Outlook Mandiri Group Triwulan III tentang Ekonomi, Perbankan & Pasar Modal 2017' di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Rabu (4/10).
Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga kuartal II tahun ini hanya mencapai 4,95%, naik tipis dibandingkan kuartal sebelumnya yang pertumbuhannya 4,94%. Namun melambat jika dibandingkan kuartal II tahun lalu yang mencapai 5,07%.
Menurut Anton, perlambatan daya beli terjadi pada kelompok masyarakat tertentu yang terdampak pada kebijakan subsidi. Peralihan skema bantuan subsidi tersebut membuat kelompok masyarakat tersebut menahan belanjanya.
ADVERTISEMENT
"Spending yang melambat adalah kelompok yang tidak berhak dapat bansos, tapi mereka harus menghadapi siatuasi di lapangan bayar listrik, BBM dengan harga yang lebih tinggi dari sebelumnya," jelasnya.
Justru Anton menilai, untuk kelompok masyarakat miskin sendiri tidak terpengaruh dengan menurunnya daya beli ini. Lantaran, untuk kelompok tersebut masih mendapat bantuan sosial dari pemerintah yang dapat menopang kebutuhannya.
"Kelompok yang paling miskin mungkin pendapatannya praktis biasa saja tapi dia ditopang oleh berbagi macam kebijakan sosial," ujarnya.
Selain itu, Anton juga menilai adanya perpindahan pola belanja masyarakat dari offline ke online. Namun Anton masih terus mengkaji apakah menurunnya daya beli masyarakat ini dipengaruhi adanya shiffting ke online.