Ekonom Mandiri Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini Capai 5,1%

4 Oktober 2017 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan gedung bertingkat. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan gedung bertingkat. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini diprediksi mencapai 5,1%, lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan sebesar 5,2%.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Bank Mandiri, Anton Hermanto Gunawan, mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% tersebut dinilai cukup moderat dengan berbagai indikator perekonomian Indonesia saat ini.
"GDP kita proyeksikan masih sama di 5,1%," kata Anton saat melakukan paparan 'Macroeconomic Outlook Mandiri Group Triwulan III tentang Ekonomi, Perbankan & Pasar Modal 2017' di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Rabu (4/10).
Anton menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV akan ditopang belanja pemrintah yang diprediksi mengalami peningkatan dibandingkan kuartal III dan IV tahun lalu. Di mana pada 2016 angka pertumbuhan belanja pemerintah menurun yaitu 2,95% dan 4,05% secara year on year (yoy).
Perbaikan belanja pemerintah, kata Anton, memang sudah terlihat sejak kuartal pertama tahun ini yang tumbuh positif mencapai 2,71%. Bahkan, ia menyebutkan angka realisasi belanja pemerintah secara akumulasi sampai bulan Agustus juga telah menunjukan peningkatan yang cukup baik
ADVERTISEMENT
"Kalau dari sisi growth kita agak yakin kuartal ketiga bisa lebih baik, terutama daya dorongan dari government spending, yang mana ada peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu, salah satunya adalah dari sisi sosial spending," jelasnya.
Indikator ekonomi lainnya yang cukup positif adalah laju inflasi yang diperkirakan hanya menyentuh level 3,7%. Sementara nilai tukar rupiah, Anton mengatakan Bank Mandiri memproyeksikan berada di level Rp 13.400 dolar AS.
"Rupiah sendiri walaupun kemarin banyak tekanan sehingga melemah sampai ke Rp 13.600, tapi kami yakin balik lagi ke forecast kita di Rp13.400," ujarnya.