Faktor Eksternal Jadi Pertimbangan BI Tahan Suku Bunga Acuan

18 Oktober 2017 9:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia dinilai sudah tidak memiliki ruang untuk kembali melonggarkan kebijakan moneternya. Setelah menurunkan dua kali berturut-turut 7-Day Reverse Repo Rate dari 4,75% menjadi 4,25%, tingkat suku bunga acuan bank sentral diprediksi akan bertahan sampai akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Ekonom Bank BCA, David Sumual, mengatakan kebijakan bank sentral Indonesia menahan suku bunganya lebih disebabkan faktor eksternal. The Federal Reserve, bank sentral AS, semakin memperkuat sinyal untuk kembali menaikkan suku bunganya.
"Fed mulai mengurangi pembelian aset di pasar mulai bulan ini. Sementara European Central Bank (ECB) diperkirakan mulai melakukan hal yang sama awal tahun depan," kata David kepada kumparan, Rabu (18/10).
Sementara untuk inflasi, David menilai hingga saat ini laju inflasi cenderung masih terkendali. Hingga akhir tahun, dia memprediksi tingkat inflasi bisa lebih rendah dari perkiraan sebesar 4%. Adapun secara tahunan, inflasi saat ini tercatat 3,72% (year on year/yoy).
Hal senada diungkapkan Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness, Eric Sugandi. Menurut dia, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan suku bunganya hingga akhir tahun. Meskipun, kata dia, jika dilihat dari sisi inflasi yang terkendali bank sentral masih memiliki ruang untuk kembali memangkas BI 7 day RR rate.
ADVERTISEMENT
Namun, kata Eric, jika suku bunga kembali turun akan berisiko menekan rupiah karena selisih suku bunga riil dengan advanced economies berkurang sehingga bisa mengurangi daya tarik bagi investor portofolio asing untuk masuk ke Indonesia.
"Masih banyak faktor ketidakpastian global yang bisa memicu capital outflows, misalnya kebijakan fiskal Trump yang akan pangkas pajak di AS sehingga bisa perkuat dolar AS, faktor geopolitik misalnya di semenanjung Korea dan di Spanyol," ujarnya.