Indonesia Berpotensi Hasilkan Energi Panas Laut Hingga 41 GW

22 September 2017 16:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Geomarin III. (Foto: mgi.esdm.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Geomarin III. (Foto: mgi.esdm.go.id)
ADVERTISEMENT
Hasil riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Balitbang Kementerian ESDM menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Indonesia ternyata memiliki potensi energi panas laut (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) untuk listrik terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
OTEC merupakan bagian dari energi baru terbarukan yang bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis. Di Indonesia, potensinya tersebar di beberapa daerah.
"Potensi OTEC Indonesia terbesar di dunia, potensinya 41 gigawatt (GW)," kata Kepala Pusat P3GL, Ediar Usman, dalam openship di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (22/9).
Menurut Ediar, salah satu daerah yang memliki potensi OTEC cukup besar adalah di utara Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timu. Saat ini, Saat ini kapal Geomarin III yang merupakan kapal riset tercanggih Indonesia, sedang berlabuh di Pelabuhan Tenau, Kupang, NTT, untuk menggelar openship.
Tim riset memaparkan hasil penelitian dalam mengidentifikasi cekungan sedimenter. Hasil penelitian ini penting untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) migas, juga untuk joint study di perairan Arafura. Selain itu, persiapan survei OTEC di Laut Flores, di utara Pulau Lembata, NTT, juga dibeberkan.
ADVERTISEMENT
Potensi tersebut tersebar di 17 titik di Indonesia, dari pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara, Bali, dan NTT. Menurut Ediar, potensi energi panas laut di perairan Indonesia diprediksi menghasilkan daya sekitar 240.000 megawatt.
"Potensi OTEC kita paling tinggi di dunia karena kita berada di khatulistiwa. 41.000 megawatt. Ini bahkan lebih besar dari program 35.000 megawatt Pak Jokowi," katanya.
Openship Kapal Riset Geomarin III (Foto: Nur Khafifah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Openship Kapal Riset Geomarin III (Foto: Nur Khafifah/kumparan)
Ediar menjelaskan, saat ini Jepang, India, dan Amerika Serikat, sudah mulai mengembangkan OTEC. Sebab dibandingkan dengan sumber energi lain, OTEC dinilai paling stabil.
"OTEC paling potensial ke depan karena stabil. Angin saja 6 bulan sekali. Gelombang juga begitu, ada musimnya," ujarnya.
Dia memprediksi pada 10 hingga 15 tahun mendatang, energi OTEC akan semakin diminati. Dengan potensi yang cukup besar, Ediar menilai Indonesia harus segera bergerak dari sekarang.
ADVERTISEMENT
"Negara-negara sudah melihat masa depan walaupun sekarang belum ekonomis. Ke depan pasti akan kompetitif. Kalau kita tidak mulai sekarang, asing akan datang ke sini semua," tuturnya.
Sayangnya, menurut Ediar, teknologi riset yang dimiliki Indonesia belum sepenuhnya memadai. Kapal riset Geomarin III yang menjadi kapal tercanggih Indonesia saat ini saja, masih menggunakan teknologi 2D belum 3D. Padahal Indonesia memiliki banyak SDM yang mumpuni dalam bidang ini.
"SDM kita siap. Kapalnya saja yang kurang. Ini memang membutuhkan sinergi dari kementerian-kementerian terkait demi mewujudkan mimpi kedaulatan NKRI," katanya.