Kadin Ingin Jokowi Jual Aset BUMN ke Pengusaha Lokal

3 Oktober 2017 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penutupan Rakornas Kadin Tahun 2017 (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penutupan Rakornas Kadin Tahun 2017 (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam acara penutupan Rakornas Kadin Tahun 2017, para pengusaha yang hadir banyak menyampaikan masukan dan pikirannya kepada Presiden Joko Widodo, yang hadir untuk memberikan sambutan dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, menilai langkah Jokowi melakukan sekuritisasi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah tepat. Menurut dia, aset milik perusahaan pelat merah bisa dijual ke swasta nasional.
"Belum lama berselang luncurkan securitas aset BUMN, luar biasa. Kami dari Kadin melihat langkah ini perlu diperlebar lebih jauh lagi dengan jual aset-aset BUMN terutama infrastruktur yang sudah jadi, buat apa BUMN pegangin aset, suruh jual, jual untung, aset sudah jadi seperti Jasa Marga," kata Rosan Roeslani di The Ritz Carlton Hotel, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10).
Menurut dia, pengusaha nasional mampu untuk membeli aset milik BUMN. Selain risikonya terukur, kebijakan tersebut juga memberikan kesempatan bagi para pengusaha nasional untuk berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
"Ngapain pegang jalan tol, suruh jual. Siapa yang beli? saya yakinkan pengusaha nasional mampu. Risiko jelas terukur, yakin pengusaha nasional bisa partisipasi, enggak asing miliki aset-aset kita," lanjut dia.
Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga mengeluhkan mengenai peran BUMN yang terlalu mendominasi dalam proyek pemerintah yang menggerus pengusaha nasional. Padahal, kata dia, Presiden Jokowi selalu bilang untuk memberikan kesempatan pertama pada pengusaha nasional. Jika tidak mampu baru BUMN.
"Tapi kami melihat bahwa pada saat ini kami rasakan peran BUMN telah terlalu jauh, BUMN jumlahnya ada 118, tapi dengan anak cucu cicit hampir 800. Dan itu mohon maaf ambil banyak porsi swasta dan UMKM," katanya.