Kepala SKK Migas: Industri Hulu Migas Harus Manfaatkan Era Digital

11 September 2017 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amien Sunaryadi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amien Sunaryadi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri hulu migas dinilai harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang telah mengubah pola hubungan kerja dan perubahan paradigma bisnis. Mulai banyak perusahaan yang didirikan dengan berbasiskan digital atau teknologi informasi sebagai platform dalam pengembangan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, mengatakan tantangan dalam penerapan teknologi tidak hanya relevan bagi organisasi yang berorientasi profit, namun juga bagi SKK Migas dan atau industri hulu migas pada umumnya.
Menurut dia, SKK Migas akan terus berbenah untuk selalu melihat sejauh mana industri hulu migas berubah dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan mendapatkan data terkait temuan-temuan ladang migas baru.
“Teknologi juga digunakan untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi seberapa besar penerimaan bagi negara,” kata Amien seperti dikutip dari laman SKK Migas, Senin (11/9).
Dia mencontohkan efisiensi di SKK Migas terkait permohonan evaluasi dan keputusan dengan mengalihkan berbagai proses administrasi internal dari hardcopy menjadi elektronik yang telah dimulai lebih dari dua tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Amien, sekarang dokumen-dokumen arsip diubah dalam bentuk digital untuk mengefektifkan pengelolaan dan pencarian dan sebagai bagian dari pengelolaan pengetahuan (knowledge management) berbasis teknologi.
"Dengan memaksimalkan peran teknologi informasi, diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja baik di SKK Migas maupun dalam hal kegiatan pengawasan dan pengendalian kepada Kontraktor KKS (Kontrak Kerja Sama)” kata Amien.
Lembaga survei independen di Amerika Serikat, Statista, mengungkap adanya pergeseran perusahaan yang paling bernilai secara publik dalam periode tahun 2006 dan tahun 2016.
Pada 2006 dari enam perusahaan kelas dunia terdapat tiga perusahaan migas besar, yakni ExxonMobil pada peringkat 1, serta BP dan Royal Dutch Shell di peringkat 5 dan 6. Sementara itu, General Electric, Microsoft dan Citigroup berada di peringkat 2 hingga 4.
ADVERTISEMENT
Memasuki 2016, terjadi perubahan peringkat perusahaan yang sangat signifikan. Peringkat 1 sampai 4 dikuasai perusahaan berbasis teknologi informasi yakni Apple, Google, Microsoft, dan Amazon. Facebook berada di urutan keenam.
Adapun Satu-satunya perusahaan yang tidak berbasiskan teknologi informasi adalah ExxonMobil yang peringkatnya pun turun signifikan menjadi peringkat 5. “Perubahan peringkat tersebut menunjukkan betapa besarnya kekuataan ekonomi digital dalam beberapa tahun ke depan,” kata Amien.