Kredit Perbankan Jadi Tantangan Pertumbuhan Ekonomi 2018

11 September 2017 19:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar 5,4%. Pemerintah pun optimistis target tersebut dapat tercapai.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan tetap mendorong konsumsi agar tumbuh di atas 5%. Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada tahun depan ditargetkan sebesar 6,3%.
Adapun kontribusi investasi ditargetkan mencapai Rp 855 triliun. Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) diharapkan dapat mencapai Rp 799 triliun atau 14,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kami tetap menganggap 5,4 persen itu masih reachable atau bisa dicapai. Namun memang upayanya ekstra keras," kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/9).
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan masih ada beberapa tantangan eksternal dan internal bagi perekonomian Indonesia. Untuk eksternal, ketidakpastian global masih menjadi salah satu penyebabnya. Sementara untuk internal, pertumbuhan kredit perbankan harus didorong agar mampu menopang perekonomian.
ADVERTISEMENT
Pada tahun depan, Sri Mulyani menargetkan kredit perbankan meningkat hingga mencapai Rp 483 triliun. Angka itu lebih tinggi dari target tahun ini yang sebesar Rp 370 triliun.
"Dari sisi perbankan, kredit investasi harus tumbuh lebih tinggi. Dari 11-13 persen pada tahun ini, menjadi 13-15 persen pada tahun depan," jelasnya.