Lembaga Pemeringkat Moody's Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan 4,25%

19 Oktober 2017 8:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Martowardojo (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Martowardojo (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate pada hari ini. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar sejak kemarin, akan diputuskan apakah bank sentral mempertahankan, menurunkan, atau menaikkan suku bunga acuan yang saat ini di level 4,25%.
ADVERTISEMENT
Lembaga pemeringkat internasional, Moody's, memprediksi BI mempertahankan suku bunga acuan 4,25%. Ketua Ekonom Moody's Analytics, Alaistair Chan, mengatakan bank sentral perlu waktu untuk bernafas setelah dua bulan berturut-turut memangkas suku bunga total 50 basis poin pada Agustus dan September.
"Kami khawatir tentang risiko eksternal yang dibawa oleh pemotongan suku bunga secara berturut-turut ini. BI harus berhati-hati melonggarkan kebijakan moneter saat bank sentral AS menjadi lebih hawkish," ujar Chan dalam laporannya yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (19/10).
Menurut dia, tujuan BI saat ini yaitu mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun sebesar 5,2% year on year (yoy), setelah pertumbuhan pada kuartal kedua yang cukup mengecewakan sebesar 5,01% (yoy).
Meski demikian, Chan mengatakan bahwa posisi eksternal Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan 2013, ketika berada di antara yang terparah terkena dampak krisis di Asia.
ADVERTISEMENT
"Tapi masih ada yang mengganggu aliran modal keluar. Tapi kami juga merasa bahwa pelonggaran kebijakan pada bulan Agustus dan September mendorong sentimen pasar terhadap Indonesia," jelasnya.
Seperti diketahui, pada September 2017 Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuannya atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dody Budi Waluyo, mengungkapkan pelonggaran moneter tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong intermediasi perbankan.
Lembaga pemeringkat Moody's (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Lembaga pemeringkat Moody's (Foto: Reuters)
Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan perkembangan faktor domestik maupun eksternal. Dari sisi domestik, BI melihat terjaganya tingkat inflasi sesuai target tahun ini yakni di kisaran 4 plus minus 1% maupun 3,5 plus minus 1% pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Bank sentral juga mempertimbangkan perkembangan ekonomi domestik yang terus membaik yang ditopang konsumsi dan investasi. Hingga akhir tahun, ekonomi 2017 diperkirakan bakal tumbuh di kisaran 5% hingga 5,4%.
Neraca pembayaran Indonesia juga mencatat surplus dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga. Neraca perdagangan per Agustus 2017 mencatat surplus 1,72 miliar dolar AS yang didukung surplus neraca perdagangan nonmigas.
Aliran modal masuk yang kencang per akhir Agustus 2017 mencapai 9,17 miliar dolar AS mendorong posisi cadangan devisa pada periode yang sama mencapai 128,8 miliar dolar AS atau naik sekitar 0,86% dibandingkan akhir Juli 2017 sebesar 127,8 miliar dolar AS. Cadangan devisa itu setara dengan 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
ADVERTISEMENT
Dari sisi eksternal, BI menilai pertumbuhan ekonomi global membaik. Hal itu terlihat dari perkembangan ekonomi di AS, China, dan Eropa.