Nasabah Beralih ke Online, 48.000 Kantor Bank di Eropa Tutup

Bank Sentral Eropa (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Kemajuan era digital sudah semakin berdampak pada operasional perbankan. Transaksi perbankan yang kini bisa dilakukan secara online, membuat layanan menjadi semakin mudah dan efisien.

Perbankan di Uni Eropa, misalnya. Dengan semakin masifnya penggunaan layanan perbankan online oleh nasabah, tercatat ada 9.100 kantor cabang tutup dan perbankan memangkas sekitar 50.000 orang pekerjanya pada tahun lalu.

Dilansir Reuters, Kamis (14/9), Federasi Perbankan Eropa melaporkana jumlah kantor cabang bank di Uni Eropa turun menjadi 189.000 kantor pada tahun 2016. Angka tersebut turun 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, ada 48.000 kantor cabang perbankan yang ditutup sejak tahun 2008 sampai 2016 di Eropa. Pengurangan ini mencapai seperlima dari jumlah kantor cabang yang ada. Selain itu, jumlah pegawai bank juga berada pada titik terendah sejak tahun 1997, yakni hanya sekitar 2,8 juta orang.

"Perbankan memilih untuk menutup kantor cabang fisik untuk menekan biaya. Bagaimana tidak, banyak nasabah kini lebih memilih melakukan pembayaran secara elektronik, layanan perbankan digital dan mobile, serta suku bunga kredit yang sangat rendah," tulis Federasi Perbankan Eropa dalam keterangan resminya.

Rendahnya suku bunga tersebut menekan sumber pendapatan perbankan yang bisa dipakai untuk pembiayaan, pendapatan, dan investasi. Dengan kondisi demikian, laba menjadi tergerus.

Beberapa negara di Uni Eropa meresponnya dengan menutup kantor-kantor cabang. Di Inggris, misalnya, sebanyak 762 kantor cabang bank telah ditutup pada tahun ini. Perbankan juga melirik konsolidasi atau merger untuk meningkatkan keuntungan, tren yang dimulai sejak tahun 2009.